Amukan Maut Filipina ke China, Kapal Pembelah Lautan Dikeluarkan

28 Maret 2021 22:48

GenPI.co - Angkatan udara dan kapal perang Filipina telah melakukan patroli udara dan lautan, untuk merespon setelah kapal penangkap ikan China yang diparkir di dekat terumbu yang disengketakan.

Perselisihan diplomatik dimulai awal bulan ini ketika sekitar 220 kapal pertama kali terlihat di Whitsun Reef yang berbentuk bumerang, sebelah barat Pulau Palawan.

BACA JUGA: Merinding, Iran-China Kirim Hawa Neraka ke AS, Dunia Melongo

Filipina memerintahkan China untuk menarik kembali kapal-kapal itu, menggambarkan kehadiran mereka sebagai serangan ke wilayah kedaulatannya.

Tetapi China, yang mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, mengatakan armada itu terdiri dari kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk.

Kementerian luar negeri Filipina telah mengajukan protes diplomatik, sementara beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia telah menyatakan keprihatinan atas ketegangan baru di kawasan itu.

Kapal angkatan laut dan penjaga pantai Filipina telah dikerahkan ke daerah itu untuk memantau situasi, selain patroli udara, menurut sekretaris pertahanan, Delfin Lorenzana.

“Kami siap untuk mempertahankan kedaulatan nasional kami dan melindungi sumber daya laut Filipina,” kata Lorenzana dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (28/3/2021).

Dia menambahkan akan ada peningkatan kehadiran kapal angkatan laut dan penjaga pantai yang berpatroli di perairan Filipina.

Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya diperebutkan oleh beberapa negara, termasuk Filipina dan Cina.

Beijing sering menggunakan apa yang disebut sembilan garis putus-putus untuk membenarkan klaim hak historisnya atas sebagian besar wilayah tersebut, dan telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional tahun 2016 yang menyatakan bahwa pernyataan ini tidak berdasar.

Sementara, juru bicara Harry Roque menyatakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menyatakan keprihatinan atas kehadiran kapal tersebut kepada duta besar China di Manila.

BACA JUGA: Sangar, Amukan AS-Inggris ke Junta Militer Myanmar Bikin Ambyar

Duterte sedang ditekan untuk mengambil sikap yang lebih kuat terhadap pemerintah China dalam menghadapi pengungkapan terpisah dari 'aktivitas konstruksi yang signifikan' oleh China di sebuah pulau buatan yang dibangun di atas Subi Reef, juga di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina.

“Volume perubahannya signifikan, dan mungkin menunjukkan fase awal pembangunan besar di Subi Reef,” demikian pernyataan Simularity, sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di Amerika Serikat yang mempelajari citra satelit di Laut Cina Selatan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co