Covid China & Rusia Menggila - Epidemiolog Kasih Warning ke RI

30 Oktober 2021 14:00

GenPI.co - Covid China dan Rusia yang menggila tak bisa dipandang remeh. Warning tajam langsung mengalir dari epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman ke warga RI.

Ada analisis mendalam yang disampaikan Dicky. China dan Rusia bisa menjadi contohnya.

Hingga Kamis kemarin, Rusia melaporkan 40.096 kasus baru dan 1.159 kematian.

BACA JUGA:  Telak! Pemerintah Disebut Tak Konsisten Dalam Penanganan Covid-19

Itu membuat Rusia jadi salah satu negara yang paling terpukul di Eropa.

China tak jauh beda. Mulanya, pemerintah menyebut ada lima wilayah di lima provinsi yang terinfeksi.

BACA JUGA:  Covid China Menggila - Xi Jinping Tak Berdaya

Tapi dalam pernyataan terbaru Minggu (24/20/2021), ada 11 provinsi yang kemasukan covid-19.

Itu membuat lockdown dilakukan di mana-mana.

BACA JUGA:  Covid China Menggila Lagi - 1,6 Juta Warga Tak Bisa ke Mana-mana

Mengutip Reuters, pejabat kesehatan China mengatakan wabah covid-19 terbaru karena varian Delta. Ini kemungkinan akan semakin menyebar lebih jauh.

Berkaca dari dua negara itu, Dicky pun mewanti-wanti peningkatan mobilitas warga di Indonesia.

Ada potensi bahaya yang ditangkap Dicky. Dia pun meminta warga untuk menahan diri dan mendorong pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi.

"Peningkatan mobilitas ini sangat berkorelasi erat dengan potensi perburukan situasi ketika cakupan vaksinasi lengkap masih rendah," kata Dicky kepada wartawan, Jumat (29/10/2021).

Bahkan saat berbicara konteks negara yang saat ini vaksinasinya di bawah 80 persen tetap dipandang rawan.

"Situasi kita bukan di bawah 80 tetapi di bawah 50. Apalagi berbicara lengkap, nah ini yang harus disadari," tambahnya.

Dengan vaksinasi di bawah 80 persen, Dicky menilai pelonggaran yang dilakukan terlalu dini dan tergesa-gesa.

Ini dinilai bisa menjadi potensi peledakan kasus yang serius. "Pelajaran di Singapura," lanjutnya.

Meskipun saat ini kasus Corona di Indonesia makin membaik, Dicky mengatakan masih ada kasus yang tidak terdeteksi di tengah-tengah masyarakat.

Dia mengingatkan bahwa WHO menyebut Indonesia masih pada posisi rawan terhadap penularan covid-19.

"Kita masih pada level community transmission, level yang di mana artinya sebagian kasus ini belum bisa deteksi," kata dia.

Ini membuat situasi Indonesia jauh lebih baik. Tapi bagi Dicky, argumentasi itu belum cukup kuat. "Karena WHO masih menempatkan kita dalam posisi yang rawan," ucapnya. 

Dicky juga mengajak masyarakat untuk taat melakukan protokol kesehatan 5 M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

Dia juga mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan 3T, testing, tracing dan treatment.

"5M harus tetap terjaga kepatuhannya, karena 3T ini belum memadai sebetulnya dan banyak daerah kabupaten/kota ini fondasi 3T-nya lemah, rapuh bahkan," jelasnya.

Saat angka absolut test positivity rate rendah, angka reproduksi rendah, tapi testing-nya tidak kuat, potensi bahaya diyakini akan tetap ada.

"Ada fakta 105 kabupaten/kota meningkat. Itu berarti fenomena gunung es. Jadi kita harus sangat serius menjaga ini, dan pelonggaran-pelonggaran di transportasi dijaga bertahap," sebutnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co