Hari Diabetes Sedunia - Ini Penyakit Mematikan Ketiga Dunia

14 November 2021 10:05

GenPI.co - Hari Diabetes Sedunia pada 14 November menyalakan alarm kewaspadaan. Berdasarkan data International Diabetes Federation 2020, ini penyakit mematikan nomor tiga dunia.

Ketua PB Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Dr dr Sony Wibisono ikut memberi catatan khusus soal ini.

Dia menegaskan, penyandang diabetes sangat rentan terkena infeksi virus.

BACA JUGA:  Hari Diabetes Sedunia 14 November, Pesan Penting WHO Bagi Manusia

"Kerentanan ini dapat dicegah dengan menjaga protokol kesehatan secara disiplin dan menjaga kondisi kesehatan," tutur dr Sony.

Pengidap diabetes, menurut dr Sony, harus mendapat dukungan.Tidak hanya dari diri sendiri, tetapi juga dari edukator, keluarga, dokter, dan elemen lainnya.

BACA JUGA:  5 Buah Ini Cocok Bagi Pengidap Diabetes, Gula Darah Tinggi Ambrol

Dr Sony menyarankan, diet 3J untuk mencegah komplikasi, yaitu jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari, jadwal makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi.

Bukan hanya itu, pengidap diabetes juga harus olahraga 30 menit sehari, terapi obat minum dan suntik insulin, serta mendapatkan penyuluhan yang memadai.

BACA JUGA:  Pengidap Diabetes Jangan Makan 6 Menu Ini, Gula Darah Bisa Bahaya

Peringatan Hari Diabetes Dunia setiap tahun menjadi kesempatan untuk menguatkan kembali komitmen akan pengendalian diabetes.

Pengendalian diabetes ini masih perlu menjadi kepedulian masyarakat Indonesia karena diabetes bisa menyebabkan komplikasi.

Komplikasi diabetes dapat memengaruhi kualitas hidup dan berisiko menyebabkan kematian.

Ketua Umum PERKENI Prof Dr dr Ketut Suastika juga seirama. Dia mengungkapkan, diabetes menjadi penyakit paling mematikan ketiga dunia.

Prevalensi diabetes di Indonesia masih mencapai 6,2 persen dengan 10,681,400 kasus.

Menurut penelitian terbaru tim penanggulangan covid-19 Indonesia, angka kematian pasien diabetes yang terinfeksi covid-19 lebih tinggi 8,3 kali lipat daripada masyarakat yang tidak memiliki riwayat diabetes.

Masyarakat pun kini diimbau agar lebih memahami gejala-gejala dan penanganan penyakit yang disebut juga sebagai kencing manis ini, khususnya di masa pandemi.

"Diabetes bukan penyakit yang ringan, namun penyakit yang mematikan atau penyakit katastrofik," papar Prof Ketut, dalam siaran pers Sabtu (13/11).

Dalam kondisi pandemi covid-19, diabetesi membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk mengontrol gula darah.

Prof Ketut mengingatkan, covid-19 merupakan penyakit yang lebih sering berbahaya ketika menyerang pasien diabetes.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co