GenPI.co - Pemerintah Kota Bandung bakal mengimplementasikan inovasi bakteri wolbachia ke dalam telur-telur nyamuk Aedes aegypti pada Oktober mendatang.
Hal itu sebagai upaya untuk menekan kasus demam berdarah (DBD).
Kota Bandung termasuk daerah endemis DBD dengan kasus cukup tinggi.
Pada 2022, kasus DBD di Kota Bandung mencapai 5.205, sedangkan sepanjang 2023 ada penurunan, yakni tercatat 1.281 kasus.
Kementerian Kesehatan menyebut Kota Bandung merupakan 1 dari 5 kota pilot project untuk implementasi penanggulangan DBD berbasis teknologi wolbachia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani mengatakan pihaknya sudah melakukan uji coba resistensi dengan menangkap nyamuk dan telur di Ujungberung.
"Ujungberung termasuk dalam 10 kecamatan dengan kasus DBD terbanyak di Kota Bandung pada 2022," katanya di Bandung, Selasa (29/8/2023).
Lebih lanjut, dia menjelaskan perantara atau vektor penyakit DBD ialah nyamuk Aedes aegypti. Dalam nyamuk tersebut ada virus dengue yang menyebabkan seseorang terkena demam berdarah.
Mekanisme inovasi ini, telur nyamuk Aedes aegypti akan disuntikkan bakteri wolbachia, kemudian menetas menjadi nyamuk dewasa.
Jika nyamuk tersebut menggigit pengidap virus dengue, virus yang diisap nyamuk akan mati dengan bakteri wolbachia.
Nyamuk Aedes aegypti tersebut tidak akan bisa menyebarkan virus dengue lagi ke tubuh manusia. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News