Konsumsi Lebih Sedikit Lemak Dapat Membantu Melindungi Kamu Dari Penyakit Menular

08 Januari 2024 12:00

GenPI.co - Para ilmuwan telah menemukan bahwa mengonsumsi lebih sedikit lemak dapat membantu melindungi kamu dari penyakit menular seperti covid-19.

Dilansir Daily Mail, para peneliti dari University of California, Riverside menemukan mengenai perubahan dalam ekspresi gen, bagaimana gen diekspresikan secara fisik pada subjek yang mengikuti diet tinggi lemak. 

Hasil penelitian menunjukkan pola makan tinggi lemak meningkatkan ekspresi gen protein dalam tubuh yang digunakan oleh protein lonjakan covid untuk masuk dan menginfeksi inang. 

BACA JUGA:  Persiapan Prabowo Subianto Debat, TKN: Tidur Nyenyak, Makan Enak

Penulis senior Frances Sladek, seorang profesor biologi sel UCR, mengatakan kabar yang beredar menyebut pola makan nabati lebih baik, dan dalam banyak kasus hal itu benar. 

"Namun, pola makan tinggi lemak, bahkan yang berasal dari tumbuhan, adalah salah satu kasus yang tidak benar," ujarnya.

BACA JUGA:  5 Makanan Kaya Potasium, Bagus untuk Menjaga Fungsi Jantung dan Otot

Para peneliti mengatakan penelitian mereka menunjukkan pola makan tinggi lemak tidak hanya memengaruhi gen yang terkait dengan obesitas, kanker usus besar, dan iritasi usus.

Namun pola makan tersebut juga berdampak pada gen yang terkait dengan sistem kekebalan, fungsi otak, dan risiko covid-19.

BACA JUGA:  Mainkan Lagu Sheila On 7 saat Konser di Jakarta, LUCY Ngaku Suka Makan Sate

Penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports ini menunjukkan bahwa para peneliti memberi makan tiga kelompok tikus dengan salah satu dari tiga pola makan yang setidaknya 40 persen kalorinya berasal dari lemak.

Satu berdasarkan lemak jenuh dari minyak kelapa; yang berbahan dasar lemak tak jenuh tunggal dari minyak kedelai hasil rekayasa genetika, dan yang berbahan dasar lemak tak jenuh ganda dari minyak kedelai konvensional. 

Komposisi kalori dan lemak dari makanan tikus sangat mirip dengan apa yang dikatakan para ahli dalam makanan khas Amerika. 

Meskipun sejumlah lemak diperlukan, makanan tidak boleh mengandung lebih dari 10 hingga 15 persen lemak.  

Pengukuran yang diambil dari tikus kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mengikuti diet rendah lemak.  

Selama periode penelitian 24 minggu, ditemukan bahwa, dibandingkan dengan diet rendah lemak, ketiga kelompok tikus mengalami "perubahan ekspresi gen".

Para peneliti menganalisis gen di empat area sistem pencernaan tikus dan menemukan 'disregulasi' gen di beberapa jaringan hewan yang mengikuti diet tinggi lemak. 

Gen yang berubah adalah gen yang terlibat dalam cara tubuh memetabolisme obat-obatan, gen yang terkait dengan penyakit iritasi usus besar dan kanker usus besar, serta gen yang memengaruhi susunan bakteri di usus dan mengatur kerentanan terhadap penyakit menular seperti covid-19. 

Hasilnya menunjukkan ketiga pola makan tinggi lemak meningkatkan ekspresi gen protein yang digunakan oleh protein lonjakan covid untuk masuk dan menginfeksi tubuh, sehingga lebih rentan terhadap infeksi. 

Gen yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah dan berfungsi lebih lambat pada tikus yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dibandingkan pada kelompok kontrol yang mengonsumsi makanan rendah lemak. 

Di antara ketiga jenis makanan tersebut, makanan berbahan dasar kelapa menunjukkan jumlah perubahan terbesar, diikuti oleh minyak kedelai konvensional. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co