Peneliti Ungkap Penyebab Urine Berwarna Kuning

08 Januari 2024 19:15

GenPI.co - Warna urine dianggap sebagai parameter kesehatan yang baik dan berbagai corak warna urine digunakan untuk mendiagnosis penyakit.

Dilansir Times of India, namun jawaban mengapa urine berwarna kuning baru-baru ini terungkap oleh tim peneliti di Universitas Maryland dan Institut Kesehatan Nasional.

Urine merupakan produk limbah cair yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai hasil penyaringan darah.

BACA JUGA:  5 Solusi Menghilangkan Ketombe dan Menjaga Kesehatan Kulit Kepala

Terdiri dari air, elektrolit, dan produk sisa metabolisme, urine berfungsi sebagai mekanisme penting untuk menjaga keseimbangan internal tubuh dan menghilangkan zat berlebih.

Komponen utama urine adalah air, yang memfasilitasi pembuangan bahan limbah, termasuk urea, kreatinin, amonia, dan berbagai garam.

BACA JUGA:  6 Kebiasaan untuk Menjaga Postur Tubuh yang Baik dan Kesehatan Tulang

Urea, produk sampingan dari metabolisme protein, memberikan urine bau khas seperti amonia.

Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur konsentrasi dan komposisi urine, memastikan pembuangan racun sambil mempertahankan nutrisi penting dan menjaga keseimbangan cairan.

BACA JUGA:  Sambut Awal Tahun Baru, 4 Kebiasaan Ini Perlu Diterapkan demi Tubuh Sehat dan Bugar

Warna, bau, dan komposisi urine dapat menjadi indikator status hidrasi seseorang, kebiasaan makan, dan kesehatan secara keseluruhan.

Produksi dan ekskresi urine yang teratur merupakan bagian integral dari detoksifikasi tubuh dan proses homeostatis, yang berkontribusi terhadap pemeliharaan fungsi fisiologis yang optimal.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa enzim mikroba, bilirubin reduktase bertanggung jawab untuk memberi warna kuning pada urine.

Rincian penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology.

Bilirubin reduktase adalah enzim yang terlibat dalam metabolisme bilirubin, pigmen kuning yang berasal dari pemecahan heme dalam sel darah merah.

Bilirubin reduktase mengkatalisis reduksi biliverdin, pigmen hijau, menjadi bilirubin, yang berwarna kuning.

Konversi enzimatik ini merupakan langkah penting dalam proses katabolisme heme, yang terjadi di hati dan jaringan lain.

Bilirubin, setelah terbentuk, diproses lebih lanjut di hati dan dikeluarkan dari tubuh melalui empedu.

Gangguan metabolisme bilirubin dapat menyebabkan penyakit kuning dan kondisi kesehatan lain yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kadar bilirubin.

Ketika sel darah merah menurun setelah umur enam bulan, pigmen oranye terang yang disebut bilirubin diproduksi sebagai produk sampingan.

Bilirubin biasanya disekresikan ke dalam usus, di mana ia akan diekskresi tetapi juga dapat diserap kembali sebagian.

Reabsorpsi berlebih dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dalam darah dan menyebabkan penyakit kuning, suatu kondisi yang menyebabkan kulit dan mata menguning.

Begitu berada di usus, flora yang ada di dalamnya dapat mengubah bilirubin menjadi molekul lain.

Mikroba usus mengkode enzim bilirubin reduktase yang mengubah bilirubin menjadi produk sampingan tidak berwarna yang disebut urobilinogen.

Yang kemudian secara spontan terdegradasi menjadi molekul yang disebut urobilin, yang bertanggung jawab atas warna kuning yang kita semua kenal, jelas para peneliti. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah
urine   peneliti   penyakit   metabolisme   darah   hidrasi  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co