GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang menilai bahwa semua aksi yang dilakukan oleh para figur politik saat ini tentu mengarah pada pembangunan citra diri dalam persiapan menuju Pemilu 2024.
Oleh karena itu, jika seorang figur mengaku tak memiliki tujuan yang mengarah ke Pemilu 2024, maka sudah bisa dipastikan bahwa orang tersebut berbohong.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Munarman dari Polri, Harap Disimak
“Tidak mungkin mereka tak mengarah ke situ. Apa yang mereka lakukan saat ini adalah bagian dari manuver politik untuk pencitraan,” ujarnya kepada GenPi.co.
Ngorang mengatakan bahwa beberapa aksi yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu, seperti berkunjung ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, adalah salah satu manuver politik.
“Itu untuk menarik perhatian masyarakat. Jadi, mau dia bilang ‘Siapa tahu dapat wangsit’ atau ‘Pengalaman yang tidak terlupakan’, ya itu gestur saja,” katanya.
Lebih lanjut, Ngorang mengungkapkan bahwa usai kunjungannya ke kedua provinsi tersebut, Anies langsung datang untuk meresmikan sebuah gereja di wilayah Jakarta Utara. Peresmian gereja itu juga dihadiri oleh Pendakwah Gus Miftah.
“Itu semua manuver dan gestur politik, karena semuanya dilakukan dengan mempunyai tujuan, yaitu Pemilu 2024,” ungkapnya
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu memaparkan bahwa peresmian GBI Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara, bertujuan untuk mengembalikan citra Anies sebagai pemimpin bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pasalnya, selama ini Anies tak mendapat simpati dari masyarakat beragama selain Islam.
BACA JUGA: Mendadak, Pigai Sebut Militer Monster Pembawa Maut di Papua
“Jadi, itulah yang Anies lakukan untuk mengembalikan namanya di kalangan masyarakat Kristen dan Katolik. Kalau Gus Miftah, sudah tak mungkin dia mengarah ke sana. Dia itu hanya hadir saja saat itu,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News