GenPI.co - Dugaan radikalisme di KPK dibongkar Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS. Novel Baswedan dan Firli Bahuri ikut diseret.
Novel Baswedan dan anggota KPK yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) diduga terpapar paham radikal.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa Ketua KPK, Firli Bahuri juga harus mendapat mengikuti TWK.
"Pimpinan KPK (Firli Bahuri, red) juga sama harus dilakukan TWK. Pada saat seleksi jangan hanya sekadar pemahaman, tetapi wawasan kebangsaannya tidak dilakukan," beber Fernando melalui pesan teks kepada GenPI.co, Selasa (1/6).
Menurut dia, asumsi itu beredar ketika terdapat kasus lain di instansi pemerintahan lain, seperti TNI, Polri, dan PNS.
Fernando lantas mengungkapkan bahwa pimpinan KPK pun perlu mengikut TWK agar lebih jelas ke depannya.
"Berarti di KPK ini bagian dari situ juga orang-orang yang terpapar, kan. Saya juga pernah meminta supaya sebaiknya seluruh PNS harus tes TWK, termasuk para pimpinannya," jelasnya.
Fernando mendesak kepada pimpinan KPK agar lebih transparan terhadap TWK yang diberlakukan.
Sebab, dia beranggapan bahwa publik selama ini menunggu hasil atau pun bentuk dari TWK.
Sebagaimana diketahui, KPK melantik 1.271 pegawai beralih status menjadi aparatur sipil negara (ASN) pada Selasa (1/6).
Pelantikan tersebut dilakukan usai para anggota KPK telah dinyatakan lolos TWK, beberapa waktu lalu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News