GenPI.co - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai politik Indonesia akan semakin kehilangan arah jika masa jabatan presiden 2 periode diamandemen.
Seperti diketahui, kehadiran Komunitas JokPro 2024 menghendaki Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjabat selama tiga periode dan maju bersama Menhan Prabowo Subianto.
Menurutnya, hal tersebut sangat dimungkinkan apabila Jokowi menghendaki amandemen 3 periode tersebut.
“Lebih memprihatinkan jika parpol di parlemen yang punya kandidat cukup mapan dari sisi kapasitas tidak menolak wacana amandemen ini,” ujarnya kepada GenPI.co, Senin (21/6).
Sebab, menurut Dedi, bagaimanapun juga parpol seharusnya menjalankan politik regeneratif agar ada pemimpin baru di masa yang akan datang.
Tidak hanya itu, Dedi juga menyoroti gerakan Komunitas JokPro 2024 yang dipelopori oleh Timothy Ivan, Baron Danardono Wibowo, dan Muhammad Qodari.
“Ide dan gerakan semacam itu menyakitkan reformasi. Gerakan ini memiliki kesan kekuasaan yang kental,” ujarnya.
Dedi bahkan menyebut bahwa ide presiden 3 periode tersebut merupakan penyakit demokrasi.
“Mereka tidak memahami betapa kekuasaan yang terlalu lama akan mendekatkan negara pada otoritarianisme, dan itu tentu penyakit demokrasi,” lanjur Dedi.
Dedi juga menilai postur kekuasaan saat ini memungkinkan ide tersebut terealisasi.
“Meskipun presiden dari sisi kewenangan tidak punya kuasa menolak amendemen, tapi kewenangan itu milik parlemen,” ujarnya.
Kendati demikian, menurut Dedi, amandemen sangat mungkin tidak terjadi apabila presiden bersikeras menolak maju memimpin Indonesia untuk ke-3 kalinya.
“Presiden secara politik bisa menolak dan tidak menyetujui. Hal ini bisa jika benar memang Jokowi berkomitmen menolak,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News