GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan buka suara terkait kabar Bank Dunia yang menurunkan Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Status tersebut tak hanya berkaitan dengan jumlah pendapatan penduduk Indonesia, tetapi juga fasilitas yang akan diberikan oleh Bank Dunia.
Pernyataan tersebut diungkapkan pakar politik ini dalam video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Rocky Gerung menilai, Bank Dunia akhirnya paham bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya melakukan "lip service".
"Presiden bilang kita akan bangkit dan pulih dari covid secepatnya. Pulih bagaimana? Siklus ekonomi itu bukan habis divaksin, terus ekonominya pulih," jelas Rocky Gerung dikutip GenPI.co, Kamis (8/7).
Menurut Rocky Gerung, pemulihan ekonomi berkaitan dengan adanya konsistensi di dalam kebijakan.
"Komorbid dari pemerintah justru kebijakan publiknya yang buruk. Itulah yang dibaca oleh Bank Dunia dan investor asing," ungkapnya.
Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia itu menilai bahwa kondisi tersebut akan menyenangkan, karena ekonomi kembali akan mendikte politik.
Rocky Gerung pun memaparkan bahwa label dari Bank Dunia itu juga makin memperlihatkan kesenjangan ekonomi di Indonesia.
"Orang miskin memang makin banyak, tapi orang kaya tak akan berubah jadi miskin," beber Rocky Gerung.
"Angka itu akhirnya ikut turun bersama dengan yang miskin, tetapi yang kaya makin naik penghasilannya," sambungnya.
Namun, Rocky Gerung memprediksi bahwa kabar tersebut akan kembali dibantah oleh Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan.
"Kita tunggu Luhut bilang 'Jangan bicara kalau tak mengerti, Bank Dunia ini tidak mengerti'. Bank Dunia siap-siap diomelin oleh Istana," jelasnya.
Akademisi itu juga mengatakan bahwa tendensi penurunan ekonomi itu sudah bisa dilihat dari tiga semester lalu.
"Para ekonom Indonesia juga sudah memprediksi akan terjadi penurunan grade karena ada kegagalan manajemen," katanya.
Rocky Gerung mengatakan bahwa pendapatan per kapita adalah salah satu faktor yang dilihat oleh para investor.
"Kita bisa jadi tak dapat gain lagi dari investasi," katanya.
Menurut Rocky Gerung, hal tersebut akan jadi berbahaya jika Pemerintah Indonesia menganggap penurunan ekonomi disebabkan oleh pandemi Covid-19.
"Ini sebelum pandemi juga tendensinya sudah begitu," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News