Pengamat Klaim Partai Baru Jadi Kemunduran Demokrasi, Berbahaya!

09 Oktober 2021 18:18

GenPI.co - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul memberi tanggapan terkait munculnya banyak partai-partai politik baru di Indonesia.

Beberapa partai tersebut adalah Partai Ummat gubahan Amien Rais dan Partai Gelora yang dibentuk oleh Anis Matta dan Fahri Hamzah.

Selain itu, ada pula PSI yang dibangun Grace Natalie, dan Partai Buruh yang baru-baru ini dideklarasikan ulang oleh Said Iqbal.

BACA JUGA:  Manuver Partai Baru Disorot Demokrat, Siap Gebrak Pemilu 2024

"Kalau dihitung dari teorinya, memang ini merupakan sebuah kemajuan demokrasi. Kebebasan berserikat, kebebasan berbicara itu dijamin oleh negara," ujar Adib kepada GenPI.co, Sabtu (9/10/2021).

Kendati demikian, menurutnya, menjamurnya partai politik yang ada saat ini bukanlah tanda kemajuan tersebut.

BACA JUGA:  Ini Daftar Partai Baru yang Paling Berpeluang Masuk Senayan

"Ini juga menjadi kemunduran demokrasi. Kenapa? Orang-orang yang membuat partai baru itu, kan, semuanya orang-orang lama juga," tegas Adib.

Lebih lanjut, menurutnya, pembentukan partai baru tak lepas dari rasa kecewa atasu ketidak puasan elite partai tersebut dengan partai politik yang lama.

BACA JUGA:  Banyak Partai Baru di Indonesia Jadi Sorotan Tajam Satyo Purwanto

"Biasanya, orang yang membuat partai baru itu didasari oleh kekecewaan. Nah, ini yang saya bilang jadi kemunduran demokrasi. Seolah-olah, tidak ada kedewasaan dalam politik," kata Adib.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto menilai lahirnya partai baru merupakan pertanda bahwa kekuasaan begitu manis sehingga banyak orang tergoda mendirikan partai.

Satyo menerangkan, bukan tanpa alasan berbondong-bondong para elite politik membangun partai, lantaran pembentukan partai ingin sekali lagi merasakan duduk di bangku kekuasaan dengan jabatan tinggi.

"Lihat saja, sebagian dari mereka adalah orang orang lama yang pernah merasakan manisnya kekuasaan politik," imbuh dia.

Meski menjadi bagian dari hak dan dilindungi konstitusi, Satyo menganggap bahwa partai-partai baru juga tidak memiliki tujuan untuk memajukan bangsa.

"Sayangnya kelahiran partai tersebut tidak dibarengi oleh komitmen jangka panjang untuk memperjuangkan cita-cita politik yang mestinya jadi garis perjuangan partai," tutur Satyo Purwanto.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co