GenPI.co - Pengamat politik Djayahadi Hanan memberi tanggapan terkait munculnya banyak partai politik baru di Indonesia.
Beberapa partai tersebut adalah Partai Ummat gubahan Amien Rais dan Partai Gelora yang dibentuk oleh Anis Matta dan Fahri Hamzah.
"Partai baru muncul karena minimal tiga alasan. Pertama, ada kelompok masyarakat yang tidak merasa terwakili dengan partai-partai yang sudah ada," ujarnya kepada GenPI.co, Sabtu (9/10).
Kedua, menurut Hanan, adanya perpecahan dari partai yang sudah ada seperti munculnya partai Gelora dan Partai Ummat.
“Ketiga, ada sekelompok orang yang ingin masuk ke Senayan tapi tidak tertampung di partai-partai yang sudah ada,” katanya.
Tidak hanya itu, dirinya juga menilai kemunculan partai-partai baru menandakan bahwa demokrasi di tanah air semakin baik.
“Munculnya partai baru juga menunjukkan bahwa demokrasi kita masih memberi ruang untuk aspirasi atau keinginan politik dari kelompok-kelompok masyarakat yang ingin masuk ke gelanggang politik,” ujar Djayahadi.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto menilai lahirnya partai partai baru merupakan pertanda bahwa kekuasaan begitu manis sehingga banyak orang tergoda mendirikan partai.
Menurut Satyo, bukan tanpa alasan berbondong-bondong para elite politik membangun partai. Sebab, pembentuk partai ingin sekali lagi merasakan duduk di bangku kekuasaan dengan jabatan tinggi.
"Lihat saja, sebagian dari mereka adalah orang orang lama yang pernah merasakan manisnya kekuasaan politik," jelasnya.
Kendati menjadi bagian dari hak dan dilindungi konstitusi, Satyo menganggap bahwa partai-partai baru juga tidak memiliki tujuan untuk memajukan bangsa.
"Sayangnya kelahiran partai tersebut tidak dibarengi oleh komitmen jangka panjang untuk memperjuangkan cita-cita politik yang mestinya jadi garis perjuangan partai," tandas Satyo Purwanto.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News