GenPI.co - Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta membandingkan Partai Gelora dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pernah dipimpinnya.
Dalam program Ngomongin Politik JPNN.com, Jumat (15/10), Anis mengatakan bahwa perbedaan paling fundamental antara kedua parpl tersebut terletak pada identitas yang diusungnya.
Anis menyebut bahwa Partai Gelora lebih mengutamakan unsur Indonesia di dalamnya.
"Lahirnya ini (Partai Gelora, red) itu lebih Indonesia. Jadi, pada suatu masa dalam perjalanan pergerakan saya sebagai aktivis dan juga sebagai politisi, saya menyadari bahwa Indonesia ini basisnya multikultur dan sifat dasar dari masyarakat adalah keterbukaan," kata Anis.
Diketahui, Partai Gelora diinisiasi oleh Anis Matta bersama sejumlah mantan petinggi PKS lainnya seperti Fahri Hamzah dan Mahfudz Siddiq.
"Mantan PKS di Partai Gelora ini saya kira sekarang tidak sampai 5 persen," ujarnya.
Anis menjelaskan bahwa pendirian Partai Gelora dilatarbelakangai oleh polarisasi antara partai berbasis kanan, kiri, dan tengah.
Ia melihat bahwa Indonesia membutuhkan partai politik yang bisa merangkul seluruh masyarakat Indonesia dan terwujudlah Partai Gelora.
"Tradisi politik kita biasanya kalau partainya kanan dia pakai istilah 'umat', kalau orang tengah pakai istilah 'bangsa', kalau kiri pakai istilah 'rakyat'. Makna umat, bangsa, dan rakyat ini sebenarnya, kan, satu," papar mantan Presiden kelima PKS itu.
Lewat Partai Gelora, Anis mengaku ingin keluar dari pengelompokan yang dianggapnya sudah lama terjadi di Indonesia.
Menurut Anis, hal tersebut sudah tidak lagi relevan lagi di era saat ini.
"Menurut saya, ada persoalan pada DNA pemikirannya dimana sistem-sistem organisasinya tidak memungkinkan dia (PKS, red) untuk membuka diri secara luas untuk seluruh bangsa Indonesia," ujar Anis. (mcr9/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News