GenPI.co - Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan bulan Ramadan menjadi titik krusial dalam penentuan jadwal Pemilu 2024.
Menurutnya, saat ini parpol pun terbelah dalam mendukung jadwal pemilu pada Mei, seperti usulan pemerintah.
Sebab, ada pula yang tak setuju digelar Mei karena alasan Ramadan
"Nah, parpol yang tidak setuju, mereka tidak ingin masa kampanye melewati bulan puasa Ramadan, maka konsekuensinya tentu pemilihan sebelum itu (Opsi Februari)," kata Pramono dalam webinar Forum Meja Bundar, Senin (15/11).
Pramono mengatakan, tampaknya ketika masa kampanye terjadi pada Ramadan, ada sejumlah partai yang merasa dirugikan karena isu sara.
Selain itu, ongkos politik jika kampanye memasuki Ramadan juga diprediksi akan membengkak.
"Entah itu sumbangan Ramadan, takjil, dan sebagainya," katanya.
Pramono mengatakan, perbedaan antara pemerintah yang ingin Pemilu 2024 digelar Mei dan KPU yang ingin digelar Februari memang murni beda sudut pandang saja.
KPU mengusulkan digelar Februari karena mempertimbangkan aspek kecukupan waktu, baik itu persiapan hingga kemungkinan adanya putaran kedua dan sebagainya.
Sementara itu, pemerintah tampaknya tak ingin jarak antara pemilihan dan pelantikan terlalu jauh.
Hal itu, dikhawatirkan akan menimbulkan turbulensi politik, terutama jika calon yang menang bukan dari kelompok petahana.
Pemerintah juga tampaknya ingin waktu yang lebih lama dalam mengurusi pandemi dan pemulihan ekonomi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News