GenPI.co - Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) LIPI Adriana Elisabeth menanggapi soal rencana Panglima TNI Andika Perkasa yang akan menggunakan pendekatan baru dalam penanganan konflik Papua.
Adriana mengatakan, sebagai sebuah tawaran baru, Andika tentu membawa harapan baru.
Akan tetapi, realisasinya perlu dikawal sehingga tidak berakhir hanya sebagai gebrakan di awal jabatan saja.
"Untuk mengatasi masalah ini, tidak hanya bisa diambil dari perspektif tentara saja, tetapi juga harus dilihat dari masyarakat, terutama warga Papua," kata Adriana kepada GenPI.co, Kamis (25/11).
Peneliti Senior LIPI ini masih mempertanyakan apa yang dimaksud pendekatan baru.
Menurutnya, untuk sampai di pemahaman itu, perlu adanya komunikasi dua arah antata perspektif militer dan warga Papua lebih dulu.
"Apakah yang dimaksud pendekatan baru ini sama dengan apa yang diharapkan masyarakat Papua?" katanya.
Persamaan persepsi ini penting, karena akan menyangkut realisasi seperti apa yang akan terjadi kepada masyarakat Papua akibat kebijakan tersebut.
Selain itu, pemerintah dan Papua mesti memiliki pemahaman yang sama juga soal akar masalah di wilayah paling timur Indonesia tersebut.
"Papua enggak bisa disamakan dengan Aceh misalnya, karena masyarakat Papua sangat heterogen. Di Papua juga ada daerah konflik yang sudah menahun tak selesai dan tentu perebutan sumber daya alam," katanya.
Menurutnya, jika tidak ada kesamaan soal akar masalah yang ada, yang terjadi nantinya ialah pola penanganan yang tak efektif.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News