GenPI.co - Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menganalisis penyebab kelompok muslim tak lagi mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Mereka menilai Prabowo sudah berkhianat setelah bergabung dengan kabinet Jokowi," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Jumat (17/12).
Kekecewaan kelompok 212 makin memuncak setelah Prabowo tak berbuat apa-apa terhadap imam besarnya, Habib Rizieq Shihab.
"Prabowo hanya bisa diam saat HRS dipidanakan," tambahnya.
Menurut akademisi dari Universitas Esa Unggul itu, sikap dan tindakan Prabowo tersebut juga berimbas terhadap Sandiaga Uno.
Kelompok 212 sudah merasa perubahan itu terjadi setelah keduanya berkoalisi dengan Jokowi.
Sandiaga Uno juga dinilai tidak berbuat apa-apa untuk membebaskan HRS dari berbagai tuduhan pidana.
"Jadi, kelompok 212 sudah patah arang terhadap Prabowo dan Sandiaga Uno," jelasnya.
“Jangankan untuk mendukung mereka pada Pilpres 2024, menjalin komunikasi politik dirasa sudah enggan,” tandas Jamiluddin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News