Jangan Remehkan People Power di Pemilu 2024, Hati-hati!

06 Januari 2022 15:20

GenPI.co - Jangan pernah remehkan people power. Akademisi menilai ada gerilya yang bisa terjadi di Pemilu 2024.

Akademisi politik Rochendi membuka semua tabir ini. Dia menilai masyarakat tengah bergerilya merebut kembali kedaulatan pada Pemilu 2024.

Rochendi menilai masyarakat sudah paham bahwa demokrasi Indonesia sudah dibuat sekarat oleh para oligarki di pemerintahan.

BACA JUGA:  Puskapol UI Tegas, Pastikan Keterwakilan Perempuan dalam Pemilu

“Demokrasi itu jatuh ke kiri jadi otoriter, jatuh ke kanan jadi oligarkis. Demokrasi ini harus berjalan di relnya yang ada di tengah-tengah,” ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (5/1).

Menurut Rochendi, pemerintahan oligarkis disebabkan oleh sekelompok kecil pejabat yang memenangkan pemilu tanpa meraih suara yang mutlak.

BACA JUGA:  Puskapol UI: Keterwakilan Perempuan dalam Pemilu Masih Kurang

“Mereka berkongsi dan membentuk sebuah aliansi sejak pemilu dilaksanakan agar mereka bisa menang. Itulah mengapa mereka juga disebut sebagai partai penguasa,” ungkapnya.

Rochendi mengatakan bahwa pemerintahan oligarkis dinilai jauh lebih berbahaya dibandingkan otoriter.

BACA JUGA:  Perludem Beber Peran Perempuan sebagai Penyelenggara Pemilu

Pasalnya, kekuasaan dalam pemerintahan otoriter hanya dipegang oleh satu orang. Sementara itu, pemerintahan oligarkis memiliki banyak kepala yang berkuasa.

“Walaupun penguasa hanya satu di pemerintahan otoriter, dia bisa menjadi baik jika pembisiknya adalah orang baik,” katanya.

Pemerintahan oligarkis juga dinilai tak bisa berkuasa dengan baik. Sebab, banyaknya pihak yang berkuasa membuat konflik kepentingan makin tinggi.

“Mereka sama-sama berpikir apakah suatu hal menguntungkan mereka atau tidak, baik secara materi atau pembagian jabatan di pemerintah. Semuanya diukur secara transaksional,” tuturnya.

Rochendi menyebut pemerintahan oligarkis mirip tak akan bisa menciptakan demokrasi yang seutuhnya. Sebab, demokrasi sendiri harus dibiarkan tumbuh dalam ruang publik yang sehat.

“Ada dialektika dan perdebatan di sana tentang apa yang terbaik untuk masyarakat. Mereka yang berbeda itu bukan musuh dan perbedaan harus dilihat sebagai kritik yang konstruktif,” ungkapnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co