GenPI.co - Ahli hukum Rinto Wardana merespons kasus binary option Indra Kenz dan Doni Salmanan. Kedua afiliator itu diketahui menggunakan aplikasi berbeda.
Namun, keduanya disangkakan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang bisa ada penyitaan aset apa pun terkait aplikasi yang digunakan.
Ada dugaan yang menerima dana dari kedua affiliator itu terkena imbasnya, misalnya Reza Arap diduga mendapat saweran Rp 1 miliar dari Doni Salmanan.
Lantas, apakah Reza Arap bisa ditindak polisi?
Menurut Rinto, siapa pun yang menerima aliran dana dari pelaku TPPU bisa berurusan dengan kepolisian.
"Yang menerima dana dari Indra Kenz dan atau Doni Salmanan bisa dikenakan Pasal 5 UU 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)," ujar Rinto kepada GenPI.co, Jumat (11/3).
Rinto menjelaskan pasal itu berbunyi setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan harta kekayaan.
Oleh karena itu, penerima TPPU bisa dipidana paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.
Selain itu, meski penerima tidak mengetahui aliran dana itu dari tindak kejahatan, Rinto mengatakan tetap bisa disangkakan pasal tersebut.
"Iya (meski penerima tidak tahu,red) karena mereka menerima uang dari Indra Kenz dan Doni Salmanana yang sumbernya diduga dari kejahatan," jelasnya.
Seperti diketahui, Reza Arap diduga mendapat suntikan dana dari Doni Salmanan sebesar Rp 1 miliar, padahal itu dalam bentuk donasi.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengaku pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut yang mungkin bisa ditimbulkan tersangka baru.
Menurutnya, penyidik masih melakukan tracing terkait adanya aliran dana dari para affiliator binary option tersebut.
"(Soal Reza Arap, red) bisa jika tracing dana itu ke sana. Namun, ini masih dilakukan pendalaman," ujar Ramadhan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News