GenPI.co - Pengamat Politik Refly Harun menilai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hanya dibuat untuk jangka waktu pendek.
Pasalnya, PSI langsung “gelayutan” di kekuasaan puncak.
“Makanya, saya bilang PSI itu lebih PDIP daripada PDIP,” ujarnya dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (20/4).
Menurut Refly, jika sebuah partai politik menggelayut di kekuasaan puncak, para kader parpol itu pun mudah terangkat ke altar istana.
“Mereka bisa bergaul dengan presiden dan diterima dengan presiden. Anak-anak muda usia 20-an bisa menjabat sebagai wakil menteri,” tuturnya.
Advokat itu menilai hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik bagi PSI.
Sebab, PSI belum memenangkan apa-apa hingga hari ini.
“Kalau kemarin Presiden Jokowi yang mereka usung itu menang, itu menangnya karena presidential threshold dengan musuh yang sama lima tahun lalu,” ungkapnya.
Menurut Refly, pertarungan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 sebenarnya sudah bisa diprediksi siapa yang akan menang.
“Pada 2014 saja tak menang, tak mungkin 2019 bisa menang hitungannya saat itu,” tuturnya.
Lebih lanjut, Refly menegaskan yang menjadi tulang punggung kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019 bukanlah massa PSI.
Refly pun mengingatkan bahwa PSI juga tak lolos ke Senayan pada Pemilu 2019.
“Tulang punggung kemenangan Jokowi di 2019 itu dari massa PDIP, Golkar, NasDem, dan lain sebagainya,” paparnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News