GenPI.co - Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan keputusan stop ekspor yang dilakukan Jokowi lantaran emosi sesaat.
“Jokowi bikin keputusan stop ekspor CPO dan turunannya dengan emosi dan kepancing sama propaganda framing-framing di medsos dan media luar negeri,” ucap Arief kepada GenPI.co, Kamis (5/5)
Dia mengatakan, aturan tersebut muncul karena adanya desakan dari masyarakat soal mahalnya harga minyak goreng.
“Sejumlah media mengatakan, Indonesia ialah produsen sawit terbesar, tetapi harga migor mahal dan langka, padahal itulah hukum pasar global,” bebernya.
Anak buah Prabowo Subianto itu mengatakan, Jokowi sepertinya tak akan lama akan membuka kran ekspor minyak mentah atau CPO.
“Jadi yang pasti Jokowi tidak akan lama lagi bukan keran ekspor CPO dan turunannya,” katanya.
Dia mengatakan, jika ekspor CPO terus-terusan dihentikan bisa menyebabkan ekonomi Indonesia makin rontok.
“Kalau terus di-stop ekspor CPO dan turunannya, sampai dua bulan saja, maka angka kemiskinan akan naik draktis,” ucapnya.
Dia pun mengungkapkan dampak lain akibat pemberhentian ekspor tersebut.
“Bakal ada 16 juta pekerja di sektor sawit yang tetap memiliki pekerjaan dan penghasilan di tengah kelesuan ekonomi sepanjang covid-19, siap-siap di-PHK,” bebernya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News