GenPI.co - Partai Nasional Demokrat (NasDem) diminta harus mengunci Partai Demokrat dan PKS dalam satu ikatan koalisi menuju Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, MSi di Kupang, Rabu (21/9/2022).
Dia menilai, Nasdem bisa rugi jika tak berkoalisi dengan kedua partai tersebut.
"Jika Partai NasDem tidak bisa mengunci PKS dan Demokrat dalam satu ikatan koalisi, maka partai Nasdem bisa kehilangan momentum," tegas Ahmad Atang.
Menurutnya, NasDem pada titik ini harus mengunci PKS dan Demokrat dalam satu baris sebelum ditarik oleh koalisi yang lain.
Mengingat dinamika menuju Pilpres 2024 masih terus bergerak dan komunikasi politik antarpartai intens dilakukan.
Dia menambahkan jika dilihat dari pengelompokan partai yang akan berkoalisi untuk mengusung pasangan calon presiden pada pilpres 2024, maka terlihat bahwa PDI Perjuangan dapat mengusung pasangan calon sendiri tanpa koalisi karena telah memenuhi syarat 20 persen.
Selain itu, Partai Golkar, PAN dan PPP telah membentuk KIB, dan Gerindra akan berkoalisi dengan PKB, maka partai yang tersisa adalah NasDem, PKS dan Demokrat.
"Dengan demikian, menurut saya tidak ada pilihan lain bagi Partai NasDem harus berkoalisi dengan partai PKS dan Partai Demokrat," jelasnya.
Koalisi antara NasDem, PKS dan Demokrat dianggap merupakan perpaduan antara basis nasionalis Demokrat dan nasionalis religius.
Mengenai figur Capres, jika koalisi ini permanen maka figur yang memiliki peluang besar untuk diusung adalah Anies Baswedan karena NasDem dan PKS tidak memiliki kader untuk diusung.
Sementara, Demokrat mendorong Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) namun popularitas dan elektabilitas tidak cukup meyakinkan untuk dijadikan Capres, sehingga politik kompromistis tentu diambil agar Anies dan AHY dapat disandingkan.(Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News