Marah Soal Impor Pacul, Arief: Kangmas Jokowi Kenapa Baru Sadar?

08 November 2019 13:00

GenPI.co - Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra Arief Poyuono merasa heran seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah lima tahun memimpin, baru sadar bahwa Cangkul (Pacul) yang dipakai rakyat ternyata hasil impor.

"Kangmas Joko Widodo baru sadar kalau setelah lima tahun (memimpin), Pacul itu ternyata Made in Impor," kata Arief kepada JPNN.com, Kamis (7/11).

BACA JUGA: Kocak Nih… Menag Fachrul Razi Disuruh Belajar Agama Lagi

Pernyataan ini disampaikan Arief merespons pidato Presiden Jokowi dalam Rakernas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) di JCC, Jakarta, Rabu (6/11). 

Saat itu, Presiden Jokowi menyoal adanya kebijakan impor Pacul oleh sejumlah importir dalam negeri.

BACA JUGA: Hah, Perampingan Eselon Ada Penurunan Pangkat? Ini Kata Mensesneg

Menurut Arief, kebijakan impor Pacul di saat neraca perdagangan nasional defisit tidaklah tepat. Seharusnya, barang semacam itu bisa diproduksi oleh industri dalam negeri.

Arief menyebutkan, presiden perlu tahu bahwa sebenarnya bukan cuma Pacul yang kerap diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun ada banyak produk manufaktur lain yang dipakai masyarakat sehari-hari.

BACA JUGA: Pesona Angely Emitasari, Kepala Desa Cantik yang Masih Lajang

"Bukan hanya Pacul, Kangmas, yang diimpor banyak, loh. Kalau mau tahu jalan deh di Pasar Jatinegara atau Glodok, atau sering-sering buka kaca mobil di lampu merah dah, Kangmas," sebut Arief.

Bila itu dilakukan Jokowi, katanya, maka mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan tahu bahwa Palu, Tang, Peniti, Jarum, Gunting Kuku hingga Korek Kuping kebanyakan diproduksi oleh Tiongkok.

"Makanya jangan bicara digitalisasi pendidikan yang digagas Nadiem (Mendikbud), atau bicara industri 4.0 atau produksi mobil Esemka, Kangmas. Wong industri kita saja belum mampu memproduksi Korek Kuping, Jarum, Peniti, Palu, Pahat, Pacul, Sendok, Garpu, Gunting Kuku, Obeng dan lain-lain," sindir Arief.

BACA JUGA: 5 Pose Menantang Sally Adelia, Nomor 3 Bikin Kaku Pria

Pentolan Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini mengatakan, banyak industri manufaktur yang produknya dipastikan ada di setiap rumah-rumah penduduk atau dipakai oleh masyarakat tidak bisa diproduksi oleh industri dalam negeri.

Oleh karena itu, Arief menyarankan agar Jokowi sebaiknya menggalakkan terlebih dahulu industri seperti itu. Apalagi kalau sampai Indonesia bisa mengekspornya ke luar negeri karena untuk memproduksinya tidak butuh teknologi digitalisasi atau masuk kategori industri 4.0 yang butuh robotic.

"Apalagi bahan baku ada di dalam negeri, seperti besi tua banyak banget tuh. Dengan begitu, lapangan kerja juga terbuka sehingga neraca perdagangan dijamin surplus terus, Kangmas. Dan perekonomian jadi enggak lesu kaya sekarang ini," tandasnya. (jpnn)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co