Publik Curiga Hasil Rekonstruksi 6 Laskar FPI, Polisi Mati Kutu

17 Desember 2020 07:50

GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung menanggapi soal rekonstruksi dan banyaknya versi yang beredar terkait penembakan enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) di KM 50. 
Menurutnya, publik saat ini sedang menunggu kebenaran yang bisa dipercaya, bukan menunggu rekonstruksi.

"Saya kira semua orang menunggu mana yang bisa dipercaya, bukan menunggu rekonstruksinya. Karena orang sudah tidak percaya versi yang dikeluarkan pemerintah karena terlihat tidak logis ada lompatan urutan peristiwa," beber Rocky Gerung, Selasa (15/12).

BACA JUGA: 3 Zodiak Dihantam Dewa Uang, Hokinya Tembus Hingga Langit

Rocky juga mengatakan bahwa publik sudah curiga dan sudah memulai konstruksi kecurigaan. Hingga menurutnya, publik bertanya dalam upaya mencurigai.

"Dari awal ketika soal ini masuk ke dalam benak publik yang ada adalah kecurigaan. Jadi publik sudah mulai dengan konstruksi kecurigaan. Jadi orang bertanya dalam upaya mencurigai," jelasnya.

Kendati Polri sudah menunjukkan rekonstruksi dalam upaya menghasilkan fakta. Namun menurutnya, psikologi publik sudah lebih dulu bergerak. Sehingga pembiasan fakta tersebut telah terbaca oleh publik.

BACA JUGA: Ngeri! Temuan Komnas HAM Mengejutkan, Bikin Polisi Panas Dingin

"Padahal Polri berupaya untuk menunjukan bahwa rekonstruksi upaya dalam menghasilkan fakta akan menggunakan ilmu yang basisnya keilmuan. Tapi sekali lagi psikologi bergerak lebih dulu daripada metodologi karena pengaburan itu di awal cerita sudah terbaca," bebernya.

Rocky mengatakan bahwa seharusnya polisi meyakinkan ulang publik terlebih dahulu. 

Sebab, jika pihak kepolisian melakukan rekonstruksi terlebih dahulu, maka hal tersebut akan menjadi sia-sia. 

Ia pun mengatakan bahwa dibutuhkan karakter fiksi Sherlock Holmes untuk menghadapi kasus tersebut.

"Sebetulnya polisi harus membaca psikologi publik terlebih dahulu baru mereka meyakinkan ulang, baru bikin rekonstruksi," jelas Rocky.

"Tapi sekali lagi, ini adalah satu cerminan dari melepasnya kepercayaan publik terhadap aparat-aparat penanggung jawab keamanan. Nah, itu bahayanya di situ," imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co