Pilpres 2024: Analisis Pakar Hukum Top Ngeri, Megawati Dilema

02 Maret 2021 03:40

GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan menyoroti kabar tentang tiga partai yang digadang akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

Ketiga partai tersebut yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

BACA JUGA: Hokinya Melesat Selama Maret, 4 Shio Mendadak Bergelimang Uang

Refly juga menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasrat mencalonkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden. Sebab, PKS tidak memiliki figur yang menjual untuk dicalonkan.

"Kalau kita bicara tiga partai ini. Selain PAN, PKS merupakan partai yang paling mungkin menjagokan Anies Baswedan, karena sampai saat ini PKS tidak memiliki kader yang cukup menonjol untuk dijagokan sebagai calon presiden," ujar Refly Harun, Minggu (28/2).

Selain itu, Refly membeberkan bahwa Surya Paloh merupakan seseorang yang jeli dalam melihat angin politik berembus.

Hal tersebut, menurut Refly, bisa dilihat dari manuver politiknya yang mendukung Joko Widodo (Jokowi) saat hendak menjadi presiden pada Pilpres 2019.

BACA JUGA: 3 Zodiak Mendadak Sukses, Hoki Ajaib Maret Bikin Banjir Rezeki

"NasDem hari ini adalah NasDem yang mendukung Jokowi. Bahkan, yang pertama kali mendeklarasikan. Kita tahu bahwa Surya Paloh ini merupakan sosok yang jeli sehingga dia tahu arah angin kekuasaan itu berembus," jelas Refly Harun.

Refly juga menilai, bahwa waktu itu Jokowi merupakan seorang calon presiden non-partai yang tidak memiliki ikatan kencang dengan PDIP. 

Oleh sebab itu, Refly Harun tidak heran jika kebijakan Presiden Jokowi dapat dipengaruhi oleh banyak sosok.

Sebab, tokoh-tokoh tersebut tidak memiliki elektabilitas yang cukup kuat untuk bertarung di Pilpres 2024.

"Jadi tidak heran, di ring Istana itu yang bisa memengaruhi kebijakan Jokowi tidak hanya Megawati Soekarnoputri, tetapi banyak tokoh-tokoh lainnya seperti Surya Paloh, Luhut Binsar Pandjaitan, Moeldoko, hingga Hendropriyono," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Refly juga mengatakan bahwa akan timbul masalah besar terkait sosok yang akan mewakili koalisi Istana.

"Kalau Jokowi selesai, masalahnya siapa yang akan dijagokan koalisi Istana. Jadi, kita bisa sebut calon-calon dari koalisi Istana tersebut ialah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Puan Maharani," ujarnya.

Refly pun memberikan analisisnya. Menurut Refly jika Prabowo-Puan Maharani atau Prabowo-Ganjar ataupun sebaliknya, maka NasDem tidak akan dapat apa-apa.

"Maka dari itu, NasDem harus keluar dari koalisi Istana dan mendukung Anies Baswedan. Tapi orang akan merasa aneh dengan hal itu karena NasDem sendiri sering menggebuk Anies," ungkap Refly Harun.

Oleh sebab itu, Refly menyebut bahwa politik akan selalu cair. Walaupun banyak kader NasDem yang tidak suka dengan Anies Baswedan. 

Akan tetapi, jika Surya Paloh memutuskan untuk mengusulkan Anies Baswedan sebagai capres. Maka polemik itu akan selesai.

Tidak hanya itu, Refly juga beranda-andai jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak dipilih oleh Megawati dan menjadi gelandangan politik. Menurutnya Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bisa dipasangkan untuk meroketkan elektabilitas keduanya.

"Apalagi jika Anies dipasangkan dengan Ganjar, maka elektabilitas akan makin tinggi. Hal ini berlaku jika Ganjar sudah tidak dipakai PDIP untuk pencalonan presiden dan wakil presiden. Sementara, Ganjar sudah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur Jateng," ujar Refly Harun.

Refly menilai hal ini bisa menjadi dilema bagi Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri. 

Sebab, Megawati bukan sosok yang kuat dalam Pilpres 2024. Hal ini disebabkan karena elektabilitas Puan Maharani yang belum menunjukkan kenaikan.

"Jika elektabilitasnya tertinggi no down, Megawati pasti mencalonkan Puan Maharani. Nah, menurut saya, Puan ini bukan kartu hidup sampai 2024, karena hal ini bisa dibuktikan dengan elektabilitas yang tidak kunjung naik," kata Refly Harun.

"Ini yang menjadi dilema untuk Megawati," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co