GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus berjuang keras hingga berdarah-darah untuk mengembalikan nama baik partainya menjelang Pemilu 2024.
Pasalnya, citra dia dan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah tak sebaik sebelumnya.
BACA JUGA: Pak Moeldoko Mendingan Mendirikan Partai Baru, Nih Namanya!
“AHY harus bekerja dengan keras untuk mengembalikan nama baik partainya. Kemarin PD kubu KLB sudah mulai bongkar macam-macam, kan,” ujarnya kepada GenPI.co beberapa waktu lalu.
Ngorang memaparkan bahwa PD kubu KLB sudah mulai membuka hal-hal negatif yang dilakukan SBY. Hal-hal negatif itu tak hanya terkait Partai Demokrat, tapi juga citra SBY secara pribadi.
“Semua hal buruk SBY itu dibongkar semua kemarin oleh barisan sakit hati di PD kubu KLB, mulai dari Marzuki Alie, Anas Urbaningrum, dan Max Sopacua,” paparnya
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu mengungkapkan bahwa publik akan memiliki pandangan yang buruk terhadap SBY dan petinggi Partai Demokrat lainnya.
“Masyarakat akan berpikir ‘Oh, ternyata begitu, ya”. Itu bisa menyebabkan elektabilitasnya turun,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Ngorang tak setuju dengan alasan yang disampaikan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko terkait pengambilalihan PD.
Menurutnya, alasan itu sebenarnya adalah upaya untuk menarik simpati masyarakat.
BACA JUGA: Jokowi Malah Bikin Anies Moncer pada 2024, Tiket Capres di Tangan
Seperti diketahui, Moeldoko mengatakan ada perubahan arah demokrasi di Internal PD. Pernyataannya itu disampaikan dalam akun Instagram @dr_Moeldoko, Minggu (28/3).
Ngorang mengatakan bahwa pernyataan Moeldoko itu bisa saja disampaikan agar masyarakat melihat dirinya sebagai penyelamat Partai Demokrat.
“Bisa jadi itu benar, tapi ada kemungkinan itu cara Moeldoko untuk menarik massa. Jadi, seolah-olah dia itu sebagai penyelamat,” ungkapnya.(*)
BACA JUGA: AHY Harus Tanggung Jawab atas Mulut Comberan Anak Buahnya
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News