GenPI.co - Iman Suryo Wibowo berhasil menjadi pengusaha sukses di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), meskipun lahir dari keluarga sederhana.
Pria 37 tahun itu sudah terbiasa mencari uang sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
"Saya dididik berbeda almarhum ayah. Sejak SD, kalau mau ada uang, saya harus bekerja,” kata Iman, Senin (6/2).
Dia menjelaskan ayahnya, Saripan, adalah perantauan di Bima. Saripan bekerja sebagai tukang tambal ban.
Setelah itu, Saripan membuka bengkel dan melayani ganti serta tambah oli. Bisnisnya terus berkembang.
Dia lantas membuka bisnis vulkanisir ban truk dan pikap. Saripan memberi nama bisnisnya Ulet Jaya.
Iman pun sering membantu usaha ayahnya. Dia membantu menambal ban, ganti dan tambah oli, serta vulkanisir.
Iman melakukannya hingga duduk di bangku SMA. Iman bekerja selepas sekolah hingga pukul 17:00 WITA.
"Hidup itu harus dari bawah karena hidup butuh proses,” kata Iman.
Iman benar-benar harus mengorbankan masa mudanya. Dia tidak bisa bermain seperti teman-teman sebayanya.
“Saya bahkan sampai dijauhi teman-teman. Itu dahulu. Sekarang tidak,” ucap Iman.
Iman lantas melanjutkan pendidikan di di Universias Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya. Dia mengambil jurusan ekonomi dengan konsentrasi pemasaran.
Setelah lulus kuliah pada 2008, Iman pulang kampung. Dia diberi jabatan sebagai manajer Ulet Jaya.
Kisah sukses Iman pun berlanjut. Bisnisnya terus berkembang hingga menyediakan jasa pengelasan dan mesin bubut.
Saat ini, Ulet Jaya sudah menaungi 20 lini bisnis. Ulet Jaya pun berubah menjadi perseroan terbatas.
"Saya sudah terlalu cinta dengan kampung halaman. Seluruh usaha saya pun berpusat di Kota Bima," jelasnya .
Meski memiliki pusat usaha di Kota Bima, Iman juga mempunyai jejaring pengusaha di tingkat nasional.
Usaha kacang mete miliknya, sudah bermitra dengan pengusaha di Pulau Jawa untuk ekspor ke berbagai negara. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News