Kajian Gus Baha: Hukum Kurban Ayam pada Iduladha

02 Juli 2022 13:03

GenPI.co - Penceramah kondang KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha membeberkan kajian Islam terkait hukum kurban ayam pada Iduladha.

Hal tersebut diungkapkan Gus Baha dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube SANTRI GAYENG pada 18 Juli 2020.

Menurut Gus Baha, hukum kurban ayam pada Iduladha menarik untuk disimak. Lazimnya umat Islam berkurban dengan menyembelih kambing, kerbau atau sapi.

BACA JUGA:  Kajian Gus Baha: Istri Jangan Lakukan Ini pada Suami, Bisa Ngeri

Lantas bolehkah berkurban dengan ayam pada Iduladha?

"Saya juga pernah miskin. Zaman saya merantau di Yogyakarta masih miskin, setiap Iduladha saya menyembelih ayam. Jika tidak, saya beli daging setengah kilo," kata Gus Baha.

BACA JUGA:  Kajian Gus Baha: Allah Cinta Orang Bekerja Meski Tak Salat Jemaah

Menurut Gus Baha, alasan pertama, karena Allah melarang berpuasa di Hari Raya.

"Karena hari makan-makan. Ya sudah kami makan-makan. Kedua, menghilangkan tamak ke panitia kurban masjid. Nanti kalau tamak, kecewa terus bergumam (menggerutu). Sudah miskin, bergumam, hasud kan double dosanya. Tapi, kalau kamu menyembelih ayam atau bebek, yang penting jangan tikus. Pokoknya halal," jelas Gus Baha.

BACA JUGA:  3 Zodiak Paling Cuek, Mereka Sangat Emosional dan Sensitif

Gus Baha membeberkan, Ibnu Abbas (sahabat Nabi) itu hebat, saat Iduladha tidak menyembelih kambing, tapi menyembelih ayam.

Ketika ditanya, "Apa ini kurban?" jawabnya, "tidak".

"Lah kok ayam, apa ada dasarnya (dalil) kurban ayam?" "Tidak," jawab Ibnu Abbas.

Pokoknya kata Allah, يوم أكل وشرب (yaumu aklin wa syurbin). Yang penting aku turuti perintah Allah, hari makan-makan.

Ingat itu, jangan tidak sama sekali. Makanya dalam sebagian hadis, ulama itu khilaf (berbeda pendapat). Menurut Imam Al-Qurtubi, ada kemungkinan boleh kurban ayam. Tetapi, jangan ditaruh masjid nanti ditertawakan orang.

"Paham ya? Alasan Imam Qurtubi masuk akal, Nabi bersabda, orang yang berangkat Jumatan awal (jam 08.00-09.00 pagi) itu fakaannama qorroba badanatan (seolah-olah dia berkurban unta)," ungkap Gus Baha.

Sementara itu, kata Gus Baha, kalau agak mepet, misalnya jam 10.00 pagi itu seperti kurban sapi. Kalau dekat misalnya jam 11.30 itu sama dengan kurban ayam.

Redaksi hadisnya fakaannama qorroba dajaatan (فَكَأنَّما قَرَّبَ دَجَاجَةً). Terakhir, kata Nabi, kalau Jumatan mendekati khatib akan naik mimbar sama dengan kurban telur. Nabi mengistilahkan itu "kurban". Paham maksud saya?

"Berarti, ketika Iduladha kurban telur satu kilo namanya kurban. Paham kan maksud saya? Tapi, agar tidak kontroversi jangan dibawa ke masjid. Pokoknya dipakai sendiri saja. Kalau dibawa masjid kan lucu," beber Gus Baha.

Namun, menurut pengamatan Gus Baha, seumpama benar itu bagus, tapi jangan dibawa ke masjid syaratnya.

Gus Baha menjelaskan, misalnya satu kampung 300 orang. Yang kaya kurban sapi, rada kaya kurban kambing, yang miskin menyembelih ayam. Sehingga tetap ada makan-makan satu kampung. Yang penting pada hari itu hari makan-makan.

"Jadi, kalau melihat hadis itu ya seperti kata Imam Qurtubi. Sama seperti kurban unta, kurban sapi, atau kurban ayam kalau Jumatan mendekati (azan) dan yang paling belakang kurban telur," Kata Gus Baha.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co