N. Arista Atmadjati, analis penerbangan dari AIAC punya analisis lain. Dia menyebut ada 11 penyebab yang membuat Garuda megap-megap dililit utang.
- Melakukan accountant treatment dengan dalih diperbolehkan oleh Asosiasi Akuntan Indonesia.
- Selalu melakukan window dressing atau pemolesan laporan keuangan.
- Tidak pernah ada laba operasional yang real profit karena usaha.
- Laba operasional yang ada 11 tahun yang lalu hanya karena jual aset, seperti jual gedung.
- Sewa pesawat lease lebih mahal 25% dibanding harga pasar dunia, bahkan lebih tinggi dari Singapore Airlines.
- Tidak Ada rasa sense of crisis dari para pejabatnya, dari VP ke atas.
- Organisasi pusat dan perwakilan sangat gemuk.
- Tidak pernah dilakukan survei analisa beban kerja karyawan: sudah optimal atau hanya menumpang makan.
- Sikap pejabat yang sales force di lapangan bersikap sebagai birokrat, bukan pelayan.
- Pressure organisasi non-struktural yang banyak sehingga banyak pejabat karbitan non kompeten menambah runyam karena output pejabat afiliasi dengan organisasi non struktural juga tak kompeten.
- Berpuluh-puluh tahun kurang atau tidak ada kekompakan antara komisaris dan direksi. (*)
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News