
“Dari 58,49 persen itu, wilayah Jabodetabek menyumbang sampai 20,85 persen,” tuturnya.
Pengajar FISIP Unair itu menilai angka tersebut menunjukkan ketimpangan antardaerah yang sangat tinggi, termasuk jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah di Kalimantan.
“Kontribusi Kalimantan selama ini hanya 8,2 persen. Pulau Sulawesi hanya 6,1 persen. Pulau Bali 3,11 persen, sedangkan Pulau Sumatera 21,6 persen,” paparnya.
BACA JUGA: Urgensi Pemindahan Ibu Kota Negara, CYPR Bongkar Data Mengejutkan
Airlangga mengatakan bahwa hal tersebut justru menimbulkan pemerintahan yang sentralistik atau terpusat.
Sebab, akan terjadi urbanisasi besar-besaran ke wilayah Jabodetabek, karena kue-kue pertumbuhan ekonomi dianggap hanya ada di wilayah itu.
BACA JUGA: Direktur CYPR Beber Urgensi Pemindahaan Ibu Kota Negara
“Pemindahan ibu kota ke wilayah yang lebih tengah bisa menimbulkan penyegaran baru, memunculkan wilayah partumbuhan baru, serta redistribusi modal dan kesejahteraan,” katanya. (*)
BACA JUGA: Direktur CYPR Beber Soal Pemindahan Ibu Kota, Bayangkan Kerusakan
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News