
Ade telah membuat situasi politik lebih stabil –lewat pengorbanannya, termasuk foto ketelanjangan bentuk tubuhnya yang berumur 60 tahun.
Ade Armando telah menjelma menjadi tokoh utama peristiwa besar 11 April kemarin. Justru tidak satu pun nama tokoh mahasiswa yang mengorbit.
Peristiwa besar melahirkan tokoh besar –dan itu Ade Armando. Bukan perangcang dan penggagas gerakan itu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Kembali S & N
Di zaman medsos siapa pun mudah dibuat tidak satu kata dan satu kegiatan. Kelompok mahasiswa pun sudah terpecah-pecah.
Mahasiswa Universitas Indonesia, misalnya, tidak berada di kelompok yang bergerak ini.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Rumah Semeru
Tingginya popularitas Ade Armando sekarang ini tidak mustahil membuatnya sebagai tokoh politik tidak lama lagi.
Apalagi ia sudah punya bendera sendiri –yang baru saya ketahui dari tulisan di kausnya kemarin: PIS (Pergerakan Indonesia untuk Semua). Siapa tahu kelak PIS –baca peace– jadi partai politik. Setidaknya bisa jadi ormas untuk mendukung satu partai politik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Taktik Filibuster
Spirit untuk ke sana mestinya besar. Agar Ade bisa melakukan perubahan bangsa lewat kekuasaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News