Gegara Mediding, Udara Malam di Yogyakarta Jadi Sangat Dingin

Gegara Mediding, Udara Malam di Yogyakarta Jadi Sangat Dingin - GenPI.co
Gegara Mediding, Udara Malam di Yogyakarta Jadi Sangat Dingin (Foto: JPNN/GenPI.co)

Dia menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi di musim kemarau pada saat kondisi langit cerah tanpa awan atau tampak sedikit awan.

Hal itu membuat radiasi matahari yang diterima bumi besar, sehingga suhu di siang hari meningkat menjadi lebih panas.

Kondisi langit cerah ini juga menyebabkan pelepasan radiasi bumi pada malam hari juga menjadi lebih besar dan banyak karena tidak ada awan yang menghalangi.

BACA JUGA:  Soal Pesan Jokowi ke Projo, Pengamat: Mendinginkan Suasana

Kondisi ini menyebabkan suhu berkurang karena pelepasan panas atau hilangnya panas akibat pelepasan radiasi bumi sehingga pada malam hingga pagi suhu menjadi lebih dingin.

“Fenomena ini akan terjadi pada saat musim kemarau dan mencapai puncaknya pada saat puncak musim kemarau," jelasnya.

BACA JUGA:  Bikin Kangen Yogyakarta, Cobain Yuk Angkringan di Bungur Jakpus

Di dataran tinggi Dieng, kondisi ini bisa menyebabkan suhu udara mencapai minus sehingga ada fenomena embun upas (embun es/tropical frost) yang menimbulkan kerusakan pada tanaman kentang yang berumur muda.

Sementara itu, di wilayah-wilayah lain berdampak terhadap kesehatan masyarakat karena perubahan suhu yang sangat mencolok pada siang panas dan malam hari dingin.

BACA JUGA:  Harga Tiket Pesawat Jakarta ke Yogyakarta, Buruan Cek Sekarang!

“Di Sleman suhu pernah mencapai 14 derajat dan di daerah Dieng minus satu. Kondisi semacam ini tentunya harus disiapkan dengan menjaga kondisi tubuh, berolahraga, dan mengonsumsi cairan yang cukup," jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya