Hafiz Quran Cianjur Jarang Santap Daging, Seruan Untuk Dermawan

Hafiz Quran Cianjur Jarang Santap Daging, Seruan Untuk Dermawan - GenPI.co
Para Hafiz Quran di Pondok Pesantren Al Mursal Cinajur jarang menyantap daging kurban karena lokasi yang terpencil. Foto: ASAR Humanity

GenPI.co - Sebagai kota santri yang dikenal dengan tradisi mengaji dan memiliki citra agamis sejak 1677, Cianjur ternyata masih banyak memiliki tempat terpencil untuk melahirkan jutaan penghafal Al-Qur’an (Hafiz).

Salah satunya Pondok Pesantren Al Mursal dengan akses jalan sempit dan bangunan yang memprihatinkan.

Asar Humanity, sebuah lembaga kemanusiaan yang bergerak di bidang pendidikan (pesantren tahfidz), emergency (kebencanaan) saat ini sedang memberi perhatian pada Kota Cianjur terutama Pesantren Al Mursal.

BACA JUGA:  MUI Keluarkan Fatwa Soal Hukum dan Panduan Kurban Saat Wabah PMK

“Untuk sampai ke Pondok Pesantren Al Mursal membutuhkan waktu tempuh lumayan jauh dengan jalan yang sempit bahkan harus dengan motor atau berjalan kaki sehingga distribusi kurban terkadang tidak sampai ke sana,” ujar Head of Program ASAR Humanity Deniar secara resmi dalam keterangannya, Kamis (07/07).

Menurut Teh Deni, panggilan akrabnya, para santri di Pondok Pesantren saat Hari Raya Qurban hanya bisa berharap jika ada orang baik yang mau berbagi daging untuk mereka.

BACA JUGA:  Penjual Hewan Kurban Mengaku Laris Manis Sebelum Iduladha

“Kami mengajak para dermawan yang ingin berkontribusi membahagiakan saudara-saudara kita dengan cara berkurban melalui ASAR Humanity, kami akan sampaikan kebahagiaan ini secara amanah dan hal ini akan menjadi bukti tanda cinta kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala,” tambah Teh Deni.

ASAR Humanity sendiri, kata Teh Deni, memiliki beberapa kriteria untuk penerima manfaat hewan kurban.

BACA JUGA:  Wabah PMK Tak Pengaruhi Penjualan Hewan Kurban di Jakarta

“Beberapa kriterianya yakni, ribuan santri penghafal Al-Qur’an dan guru ngaji, para fakir miskin yang terdiri dari lansia dan yatim dhuafa yang sangat membutuhkan, masyarakat umum prasejahtera serta masyarakat di kampung pemulung yang gizinya terabaikan,” kata Teh Deni.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya