
Pasti orang-orang baru. Orang-orang hebat yang telah sukses di daerah lain dan dikumpulkan nanti di situ. Koran Metro di grup kami adalah koran nomor dua.
Kelasnya beda dengan koran umum. Berhasil di koran metro, seperti yang sekarang kucapai, belum tentu bisa berhasil di koran umum.
Pada hari rapat itu, Pak IDR, ini panggilan kami kalau menyebut CEO kami itu, seperti kode pada dalam berita yang ia tulis sejak reporter, dan saya kira itu diambil dari tiga huruf di nama keduanya itu, beliau bicara tentang peresmian Maestrochip Corp.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Ratu Elizabeth II: Tinta Elizabeth
Yang tak sampai seminggu lagi. Iklan-iklan ucapan selamat sudah diorder oleh berbagai pijak, asosiasi, pebisnis, pemerintahan, lebih dari ratusan halaman totalnya.
Beberapa sudah terbit, iklan ucapan dari para pemasok dan penyedia berbagai jasa. Iklan lowongan kerja sudah sejak beberapa bulan sebelumnya, dan itulah yang bikin angka oplah kami meningkat tinggi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri, Kunci Kamar Kos
”Siapa namamu? Abdur, ya? Dur? Kamu punya baju batik yang bagus, nggak?” tiba-tiba Pak IDR menunjuk saya, bicara pada saya.
”Saya, Pak?” saya kaget.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Mantan Ketum PPP Suharso Monoarfa: Partai Amplop
Saya sejak awal sadar hadir dalam rapat itu hanya anak bawang yang tidak penting, timun bengkok yang tak masuk hitungan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News