
Bangun-bangun kehebohan sudah meluas. Isu-isu agama punya memang pasarnya sendiri. Besar sekali. Tanya jawab soal agama sangat disukai.
Pun sampai ke soal kewajiban mandi basah setelah bersetubuh. Demikian juga masalah pacaran dan hubungan suami istri.
Tentu tidak semua ahli agama setuju dengan tafsir yang disampaikan Ning Imaz. Kalau semua lelaki disediakan bidadari bagaimana dengan lelaki yang lebih mencintai harta daripada wanita.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Kenapa Disekap, Siapa Membunuh Putri (12)
Bahkan Nabi Yunus dikenal sebagai orang yang tidak berselera dalam hal seks. Tafsir tentang surga, neraka, bidadari, dan segala hal yang terkait hidup setelah mati memang sangat beragam.
Tidak tunggal. Kuntadhi memilih menghakimi Ning Imaz. Secara kurang sopan pula. Ia bukan menyajikan pilihan yang berbeda tapi mencela. Dan ia sudah menghukum dirinya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Mantan Ketua DPRD Lumajang: Anang Famred
Ning Imaz sendiri santai saja. Menurut dia Kuntadhi tidak perlu minta maaf pada dirinya. Kalau minta maaf kepada publik. Tapi tetap saja Kuntadhi ke Lirboyo. Kemarin sore.
Ia didampingi tokoh Islam liberal sekaligus tokoh intelektual muda NU Guntur Romli. Ia ingin minta maaf secara langsung. Ning Imaz sendiri tidak muncul di pertemuan itu. Suaminya yang ikut menemui.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Apsahani: Tentang Ayah, Siapa Membunuh Putri (11)
Sang suami, Gus Rifqil Moeslim, adalah kiai muda dari pondok pesantren Mambaul Hikmah, Kaliwungu. Ia putra bungsu kiai utama di pondok itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News