Catatan Hasan Aspahani: BAP, Siapa Membunuh Putri (28)

Catatan Hasan Aspahani: BAP, Siapa Membunuh Putri (28) - GenPI.co
Hasan Aspahani. Foto: Twitter/@jurubaca

Rinto dan Azhari muda datang ke Borgam pada tahun yang sama. Di tahun-tahun awal, Azhari sempat menumpang sebentar di rumah dinas Rinto.

Tak sulit bagi mereka untuk menjalin hubungan yang kemudian berkembang menjadi persahabatan. Rinto polisi berdedikasi.

Azhari wartawan yang idealis. Mereka berdua, dengan profesi masing-masing ingin memberi kontribusi pada kota pulau ini, kota yang mereka bayangkan sebagai masa depan mereka, seperti ratusan ribu pendatang lainnya.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Pelacuran, Siapa Membunuh Putri (27)

 

Rinto selalu memasok Azhari dengan informasi-informasi penting yang bisa dia akses, terkait fakta-fakta dan kejadian penting.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Melamar Inayah, Siapa Membunuh Putri (27)

Dengan dedikasi dan peran masing-masing, keduanya merasa ikut mengarahkan Borgam agar berkembang ke arah yang benar. 

Ibarat seorang ibu yang melahirkan anak, mereka ingin jangan sampai kota ini lahir dengan terlalu banyak pendarahan.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Bluebeach Nenia, Siapa membunuh Putri (26)

“Kami sadar bahwa terlalu besar musuh yang kamu hadapi. Musuh itu maksud saya situasi, keadaan, yang terjadi karena lebih banyak orang yang menyesuaikan diri dengan hukum rimba, aturan ala mafia. Kamu paham kan? Siapa yang kuat, yang banyak modal dia bisa mengatur dan membeli peraturan dan orang-orang yang pegang kekuasaan. Itu yang kami hadapi. Azhari lebih dahulu menyerah. Ia tinggalkan kota ini, jadi dosen. Dia orang yang cerdas. Dia cocok jadi orang kampus. Kegelisahannya membuat dia selalu kembali ke sini, sebagai akademisi dan peneliti, bukan sebagai wartawan. Saya bertahan beberapa tahun sebagai polisi. Sebelum keluar,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya