GenPI.co - Polri masih terus melakukan investigasi secara mendalam untuk mengungkap kasus kematian ratusan pendukung Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) lalu.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan para suporter yang meninggal dunia tersebut bukan disebabkan oleh gas air mata.
Pernyataan itu disampaikan Dedi mengutip pernyataan sejumlah ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban.
BACA JUGA: Arema FC Ungkap Beberapa Pemain Masih Shock soal Tragedi Kanjuruhan
Mereka terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan spesialis penyakit mata.
"Tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian (para korban, red) adalah gas air mata," kata Dedi di Mabes Polri, Senin (10/10).
BACA JUGA: 3 Kejanggalan Tragedi Kanjuruhan, Bonek-Aremania Minta Usut Tuntas
Dedi menyebut berdasarkan pendalaman para ahli, ratusan korban tewas dalam insiden Kanjuruhan lantaran kekurangan oksigen. Para korban kekurangan oksigen saat berdesakan menuju pintu keluar stadion.
Menurut dia, dari jumlah total 131 korban meninggal dunia, paling banyak akibat berdesakan berada di pintu 3, 11, 13, dan 14.
BACA JUGA: Tokoh Aremania Hubungi Pentolan Bonek Andie Peci, Adem Ayem
"Terjadi desak-desakan, terinjak-injak, bertumpukan (sehingga, red) mengakibatkan kekurangan oksigen pada pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak," jelas Dedi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News