Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi Kanjuruhan: Horeeee FIFA

Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi Kanjuruhan: Horeeee FIFA - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ada yang sekadar kenakalan remaja –meski banyak orang dewasa ingin dimasukkan kategori remaja.

Polisi terlalu repot kalau harus mengurus anak-anak nakal itu. Kalau harus ditahan hanya akan menghabiskan jatah makanan. Kalau harus diinterogasi dan dibuatkan BAP, hanya ngabisin kertas.

Dan menguras emosi polisi. Jadi kalau ada yang loncat pagar dilihat saja mau apa ia. Paling ia hanya lari-lari muter lapangan. Biar dilihat penonton. Mereka mau show: "Nih. Saya. Jagoan. Bisa masuk lapangan"! Lalu minta selfie dengan pemain. Selesai.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pengusaha: JohnAnglo Bro

Setelah itu baru KTP diminta. Suruh ambil di kantor polisi. Datanya diserahkan ke klub. Agar dimasukkan daftar hitam pembelian karcis.

Kenakalan loncar pagar sih mudah ditangkap. Yang agak sulit mungkin menerapkan sanksi untuk ujaran kebencian. Terutama kebencian kepada wasit. Atau kebencian pada tim lawan atau suporter tamu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi di Malang: Loket Kanjuruhan

Ini banyak terjadi di stadion-stadion legendaris: Surabaya, Malang, Bandung, Semarang, Jakarta, Makassar, Solo, Sleman. Saya tidak melihat itu di Bali, Samarinda, Aceh atau Padang. Atau mungkin belum.

Di sana, dari kalangan suporter fanatik itu sering keluar kata-kata provokasi. Pun di Surabaya. Juga di Malang. Misalnya begini: "kalau kalah, gelut wae".

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi di Malang: Satria Kanjuruhan

Maksudnya: karena main bolanya kalah maka berkelahi saja. Itu cerminan suporter yang malu karena timnya kalah. Maka ganti suporter saja yang berkelahi, pasti menang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya