Catatan Dahlan Iskan: Durian Tarmidji

Catatan Dahlan Iskan: Durian Tarmidji - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Bisa menang, bisa kalah melulu. Kadang, pembeli dapat durian hambar. Lain kali dapat yang jalak. Yakni yang sampai biji cokelatnya kelihatan: saking tipisnya dagingnya.

Pontianak di akhir 2022 telah mengubah pikiran saya. Tentu saya juga mampir ke warung kopi Asiang. Masih juga ramai. Padat. Masih banyak yang berebut berfoto bersama si Asiang yang selalu tidak pakai baju itu.

Saya pun disodori foto lama saya ngopi di situ. Agar ditandatangani. Akan dipajang. Saya pun bertanya pada Asiang: "Apakah sudah tahu ada anak muda Pontianak menjadi juara dunia?" tanya saya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Gunung Kawi

"Juara apa?" tanya Asiang.

"Juara bikin kopi. Juara lima. Bulan lalu. Di kejuaraan dunia di Melbourne," jawab saya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Korban Gempa Cianjur: Tunggu Ahli

"Hebat ya Pontianak," komentarnya.

Dari kopi Asiang saya ke es krim. Di depan SMA Santo Paulus itu. Saya ajak senior saya ke situ. Saya dorong kursi rodanya. Ia adalah Pak Tabrani Hadi. Ia pendiri Pontianak Post. Umurnya sudah 81 tahun. Beliau harus di kursi roda karena stroke 8 tahun lalu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Bayu Skak: Arek Kesel

Saya jemput ia ke rumahnya. Bicaranya sudah mulai lancar. Di kedai es krim yang berdiri sejak 1950 itu kami bertukar rindu. Juga mengenang masa lalu. Yakni masa ketika Pak Tabrani menemui saya: menyerahkan Pontianak Post (masih bernama Akcaya) kepada saya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya