Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Spesialis Patologi Klinis: Gading Wulan

Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Spesialis Patologi Klinis: Gading Wulan - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Wulan lulus tes di Universitas Brawijaya, Malang. Tidak terlalu jauh dari ibunya di Kediri. Setelah kembali dari Rote, Wulan mengambil spesialis patologi. Juga di UB Malang. Di kota Arema itu pula Wulan  mendapat jodoh: dokter spesialis bedah jantung vaskuler.

Tapi bukan itu yang akan diceritakan hari ini. Itu tidak penting bagi pembaca yang suka durian. Tidak penting pula bagi yang suka makan Soto Banjar. Bakso Krian. Sate Tegal. Tengkleng Solo. Apalagi Nasi Kapau.

Wulan sendiri akhirnya  menjalani hidup yang sebenarnya tidak dia inginkan: KetoFastosis. Yang awalnya begitu berat. Semua itu demi kakak nomor 8. Yang hanya beda umur 1,5 tahun. Masih seperti sebaya. Seperti teman sepermainan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Covid-19 Tiongkok: Ranking Antipiretik

"Saya memang sayang sekali ke kakak nomor 8 itu," ujar Wulan.

Sang kakak sakit. Kanker pita suara. Awalnya suara sang kakak hanya berubah. Serak. Kian serak. Lalu suara itu hilang sama sekali. Wulan sedih.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Spesialis: Omnibus Kesehatan

Sang kakak sendirian. Tidak mau kawin. Tidak ada yang merawat. Maka Wulan ingin merawatnya. Apalagi dia juga seorang dokter.

Dalam perjalanan Wulan jadi dokter dulu, kakaknya yang menemani sang ibu. Pun ketika Wulan bertugas bertahun-tahun di wilayah nun jauh. Sampai sang kakak tidak kawin.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Mahasiswa yang Dapat Beasiswa: Tsinghua Lutfiya

"Kakak saya tidak mau kawin dengan alasan sayang ibu dan harus merawat ibu," ujar Wulan mengutip pengakuan sang kakak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya