Catatan Dahlan Iskan soal Panglima TNI Yudo Margono: Bima Jalesveva

Catatan Dahlan Iskan soal Panglima TNI Yudo Margono: Bima Jalesveva - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Asli Solo. Kebetulan hari itu Djoko mendapat gelar doktor dari Universitas Airlangga. Disertasinya tentang tayub Tuban. S1-nya dari ISI Solo tentang tari srimpi, dan S2 di Unair tentang Jaranan Suroboyo.

Akhirnya pemeran Sengkuni ditemukan. Yakni diambilkan dari pemain wayang profesional anggota perkumpulan wayang orang Bharata, Jakarta.

Lakon Pandawa Boyong ini praktis sama dengan lakon Perang Bharatayuddha. Episode ini panjang sekali. Juga ada bagian yang sangat mengharukan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kebakaran di Hong Kong: Kejutan Kwok

Yakni dialog Dewi Kunthi dengan anak sulungnya, Adipati Karna, yang menyeberang ke pihak Kurawa.

Juga saat Srikandi harus perang melawan Bhisma. Episode Pandawa Boyong ini dipentaskan tiga jam. Tapi karena pemerannya berbintang semua jatuhnya tidak membosankan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ketum Partai Prima: Jabo Prima

Orang ingin tahu pejabat tinggi siapa mainnya seperti apa. Laksamana Yudo tentu yang paling menghayati perannya. Antara lain karena ia sendiri penggemar budaya Jawa.

Ia orang desa di Madiun. Desa Garon yang dulu sering tergenang. Rumah kelahirannya itu kini tidak jauh dari lampu bangjo exit toll Madiun. Kalau belok kanan ke rumah Kirun.

Belok kiri ke rumah Yudo. Di dekat bangjo itu kini dihiasi monumen tank. Desa itu di zaman Yudo kecil selalu banjir. Sawah tergenang. Petani susah produktif. Hasil andalan desa itu: tikar mendong.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya