Catatan Dahlan Iskan soal Panglima TNI Yudo Margono: Bima Jalesveva

Catatan Dahlan Iskan soal Panglima TNI Yudo Margono: Bima Jalesveva - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Yakni alas tidur terbuat dari anyaman daun mendong. Itulah yang subur di area yang sering tergenang air. Hiburan kala itu memang hanya wayang kulit, reog Ponorogo, ketoprak, dan wayang orang.

Begitu cintanya pada budaya Jawa, Laksamana Yudo sampai menciptakan gending lagu Jalesveva Jayamahe –krido TNI AL yang artinya di laut lah kita jaya.

Sebelum sarasehan, gending itu dinyanyikan Laksamana Yudo  dengan iringan gamelan yang ditabuh menantu Pak Iskan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kebakaran di Hong Kong: Kejutan Kwok

Ibu-ibu grup senam memang latihan gamelan seminggu sekali. Lagu ini jadi pusat perhatian karena ada yang joget: si kecil cucu Laksamana Yudo. Dia suka joget.

Tanpa henti. Bahkan sejak lagu-lagu sebelumnya: Perahu Layar, Gugur Gunung, dan yang dinyanyikan anggota DPR RI Komisi XI  dari PDI-Perjuangan Indah Kurnia: Ojo Dipleroki.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ketum Partai Prima: Jabo Prima

Jenderal Dudung, meski orang Sunda ternyata bisa melucu dalam bahasa Jawa. Kapolri cocok jadi Puntadewa karena pembawaannya yang halus.

Mungkin kepuntadewaannya itulah yang membuat Kapolri bisa menangani kasus Bharatayuddha di Polri dengan dingin: Sambo.

Yang paling kocak memang Vero. Bicaranya spontan dan lepas. Improvisasinya begitu banyak. Sudah lama kita tidak melihat para pejabat tinggi naik panggung sandiwara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya