Misteri Sosok Tuan Belanda dan Suara Aneh di Gedung Setan Jakarta

Misteri Sosok Tuan Belanda dan Suara Aneh di Gedung Setan Jakarta - GenPI.co
Gedung Loji Bintang Timur. Foto: Tommy Ardyan/GenPI.Co

Setelah loji baru berdiri, nama jalan semula Komidie Burt, lantaran letaknya berseberangan dengan Schouwburg (Gedung Kesenian Jakarta, kini), diubah menjadi Vrijmetselaarweg atau Fremasonry Street atau Jalan Tarekat Mason Bebas.

Loji Bintang Timur dibangun di atas areal bekas Loji La Vertueuse. Bangunan tersebut dianggap telah bobrok dan harus direnovasi sebagai tempat baru berhimpun anggota De Ster in het Oosten.

Pendanaan berasal dari penerbitan obligasi sebesar 100 gulden. Sekitar 500 anggota Mason Hindia-Belanda berpartisipasi memberikan pinjaman dengan bunga empat persen sehingga mencapai dana talangan sebesar 400 gulden.

Pembangunan berlangsung di bawah pimpinan Perwira Zeni D Maarschalk. Pada 26 April 1858, Loji Bintang Timur diresmikan. Bangunan tersebut bergaya Neo Klasik dengan enam pilar besar di bagian muka bangunan utama bercorak Doric.

Di kepala bangunan berbentuk segitiga, terpampang logo bintang De Ster in het Oosten simbol kebebasan berpikir.

Di kedua sisi bangunan utama, terdapat dua beranda besar. Di bagian dalam ruang utama bangunan, terdapat altar di tengah dengan rangkaian lantai bercorak kotak-kotak, sedangkan di sisi kiri dan kanan terdapat jajaran kursi kayu.

Di dinding, pada tahun 1865, dihiasi 12 lukisan simbolis karya pelukis Perancis, Piron, melukiskan sifat Tarekat Mason Bebas.

“Hikmat, kekuatan, keindahan, kebajikan, amal, persatuan, kehati-hatian, pengharapan, keadilan, kedamaian, kebenaran, dan sifat berdiam diri,” tulis A Pieren dalam Bijdragen tot de geschiedenis der loges ‘La Vertueuse’ en ‘La Fidele Sincerite’ te Batavia, welke loges in 1837 zich vereenigden onder den naam ‘De Ster in het Oosten”, dalam Indisch Masonniek Tijdschrift 1902, dinukil TH Stevens.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya