Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Menara

Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Menara - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Olahraga rupanya juga dipentingkan di pesantren Al Zaytun: punya enam lapangan sepak bola. Salah satunya pakai tribun: khusus untuk pertandingan.

Pertandingannya pun bisa malam hari: punya fasilitas penerangan  mirip di stadion sepak bola pada umumnya.

Masih ada lima lapangan sepak bola lainnya: untuk latihan. Lapangan basketnya pun banyak. Al Zaytun selalu ikut kompetisi basket DBL. Masuk zona IX Jawa Barat. Semua pemain wanitanya berjilbab.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aceh Only

Suporternya diangkut dengan banyak bus ke Bandung. Kompetisi basket terbesar di Indonesia itu dipimpin anak menantunya Pak Iskan.

Maka DBL biasa menempatkan Al Zaytun di pertandingan pembukaan. Bertanding lawan tim SMA Katolik Santo Aloysius. Selalu seru. Masing-masing pasti mengerahkan suporter dalam jumlah besar. Selalu kalah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aceh U-Hansa

Pelatih Persebaya yang legendaris itu, almarhum Rusdy Bahalwan, pernah melatih di sana. Maka ketika saya harus berolahraga di sana –agar tidak absen berolahraga setiap hari– disambut baik.

Bahkan hampir seribu santri dan ustad ikut senam dansa. Pagi itu. Kapan itu (Lihat Disway 25 Mei 2023–Zaytun Jas). Senam dansa kami digelar di depan stadion Al Zaytun yang bertribun itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Suhu Besar

Saya menolak ditawari senam di atas lapangan rumput. Saya tidak mau merusak rumput di lapangan bola. Kalau itu saya lakukan tim sepa kbola Persebaya bisa dikutuk rumput. Padahal tanpa dikutuk pun belum bisa jadi juara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya