Catatan Dahlan Iskan: Badai Berlalu

Catatan Dahlan Iskan: Badai Berlalu - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Saya juga suka membaca buku tentang tokoh bisnis: termasuk buku Vier Abdul Jamal ini. Sudah dicetak ulang tiga kali. Kulit muka bukunya: foto Vier sendiri. Ia mengenakan busana ningrat Jawa yang lagi memegang dua tokoh wayang: Semar dan Petruk.

Vier orang NTT. Atau Papua. Atau Pontianak –campuran dari semua itu. Bahwa ia tampil dalam pakaian Jawa itu untuk berterima kasih pada Jawa: usahanya berkembang pesat di pulau Jawa. Yang ia maksud dengan pulau Jawa adalah Jakarta.

Buku ini menyebut Vier sebagai legenda pasar modal Indonesia. Legenda. Ia kaya berkat dari perdagangan saham: ketika uang Rp 1 miliar pun belum pernah punya, tiba-tiba dapat uang ratusan miliar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Menara

Saya bertemu Vier hari Minggu sore lalu. Di kantornya yang elegan. Yang dipaksa buka di hari libur. Di Kebayoran Baru Jakarta. Istrinya, Maya, ikut nimbrung. Sang istri lulusan akuntansi Universitas Airlangga. Mereka punya anak empat orang. 

Vier ternyata seperti pengusaha sukses pada umumnya: pernah diempaskan gelombang besar. Sangat besar. Bagi saya gelombang yang menggulung Vier itu terlalu besar. Terlalu menakutkan: sampai jadi buron interpol.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aceh Only

Awalnya Vier akan ditangkap di Jakarta. Beberapa jam sebelumnya ia menerima telepon dari seorang temannya. 

"Anda sedang membawa paspor?" tanya teman itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aceh U-Hansa

"Paspor selalu saya bawa," jawab Vier.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya