Catatan Dahlan Iskan: Bulan BK

Catatan Dahlan Iskan: Bulan BK - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Indonesia mengirim sekitar 80 atlet ke Jepang. Sudah tiba di Tokyo. Tapi tersiar kabar bahwa tim Korea Utara tidak akan boleh bertanding. Ini urusan politik. Korut adalah blok komunis.

Djatmiko mendapat pesan khusus dari Bung Karno: "Kalau Korut benar-benar dilarang tampil di Olimpiade, kamu pulangkan seluruh atlet kita. Tarik semua".

Djatmiko merasa mendapat tugas suci. Langsung dari presiden pribadi. Ia laksanakan tugas itu dengan baik. Korut dilarang tampil. Maka ia pulangkan atlet Indonesia.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Bulan Madu

Pemulangan atlet itu dilakukan diam-diam. Tidak secara resmi. Tidak terbuka. Karena itu, kata Djatmiko, instruksi khusus itu dibebankan kepadanya –yang bukan siapa-siapa di struktur pemerintahan.

Kalau sikap politik itu dilakukan secara resmi akibatnya tidak baik. Indonesia mengecam panitia Olimpiade karena telah mencampuradukkan politik dan olahraga. Kok Indonesia juga ikut mencampurkan politik dan olahraga.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Badai Berlalu

Maka instruksi pemulangan atlet itu dilakukan kepada ''swasta'' seperti Djatmiko. Bukan ke kedutaan Indonesia di Jepang.

Bung Karno sendiri lagi dalam posisi sulit. Di satu pihak ia adalah salah satu vokalis politik di blok timur. Di lain pihak ia punya hubungan khusus dengan Jepang. Khususnya dengan seorang perempuan di sana.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Menara

Otak Bung Karno di Timur. Hatinya di Jepang: khususnya pada geisha berumur 19 tahun bernama Naoko Nemoto. Bung Karno, saat itu 57 tahun, akhirnya mengawini Naoko Nemoto sebagai perkawinan keenamnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya