Catatan Dahlan Iskan: Bulan BK

Catatan Dahlan Iskan: Bulan BK - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Enam bulan kemudian Djatmiko, kelahiran Tuban dan lulus SMA di Malang, dipanggil pulang. Orde Baru yang memanggilnya pulang.

Ia pulang. Di bandara Jakarta ia ditangkap. Langsung dikirim ke rumah tahanan Guntur. Jadilah ia tahanan politik.

Dalam interogasi beruntun memang tidak ada bukti bahwa Djatmiko komunis. Setelah enam bulan ditahan, Djatmiko dibebaskan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Bulan Madu

Justru Bung Karno yang masih terus ditahan. Djatmiko menerima pesan Bung Karno yang dikirim dari tahanan rumah. Isinya: agar perkawinan Djatmiko di tahun 1962 dibuatkan resepsi di akhir 1966. Tujuannya: agar Bung Karno bisa punya alasan minta izin menghadiri kawinan. Agar dirinya bisa menghirup udara di luar. Juga agar bisa bertemu teman-teman lama.

Resepsi dilaksanakan. Di gedung TNI-AL di Kwitang, Jakarta pusat. Tapi keinginan Bung Karno mendapat izin tidak bisa terlaksana.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Badai Berlalu

Sebelum itu, ketika Djatmiko masih ditahan di Guntur, CPM penjaga tahanan menerima memo dari Bung Karno. Saat itu Bung Karno masih ditahan di Istana Bogor. Isi memo: agar Djatmiko dan Ahem Erningpradja dihadapkan ke Istana Bogor.

Dua orang satu famili itu pun dihadapkan ke Istana Bogor. Ditunggui oleh Jenderal Ibrahim Aji. Tidak bisa bebas bicara.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Menara

Djatmiko sendiri, setelah bebas, tidak mengalami kesulitan hidup. Ia lantas bekerja di PT Padi Traktor. Sampai tahun 1982. Lalu diangkat menjadi general manajer di perusahaan Rahmat Gobel yang bekerja sama dengan Jepang: National Gobel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya