Catatan Dahlan Iskan: Open House

Catatan Dahlan Iskan: Open House - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Tentu juga ada senam Disway di Purwokerto. Seru sekali. Di halaman Universitas Muhammadiyah. Saya tiba sebelum pukul 06.00. 

Ternyata senamnya pukul 07.00. Masih ada pengajian sampai pukul 07.00. Di masjid kampus. Tidak sopan kalau ada musik keras di dekatnya.

Saya pun pilih ikut pengajian itu. Masjid besar itu meluber sampai teras. Temanya: sakit jiwa. Obatnya: pandai bersyukur. Punya istri gemuk harus bersyukur: montok. Punya istri kurus harus bersyukur: hemat kain.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kebenaran Baru

Rektor UMP, Dr Jebul Suroso, ikut senam. Sampai selesai. Kuat sekali. Masih muda. Lalu saya diminta memberi kuliah umum untuk 300 mahasiswa semester 6 yang akan berangkat KKN. 

Saya bicara pendek saja saat itu: mengapa benar saja tidak cukup. Juga: mengapa orang jujur sulit jadi pemimpin.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Wang Buliau

Saya harus cepat balik ke Surabaya. Harus hadir di ulang tahun Harian Disway. Terpaksa saya menelepon Mas Nanang, ketua Begandring Surabaya. 

Yakni komunitas pecinta sejarah. Ia mantan wapemred JTV ketika Jawa Pos masih dipimpin oleh ayahnya AZA.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Ketua DPRD

Mas Nanang pasti punya pakaian bersejarah. Tahun lalu, di ulang tahun Harian Disway ke-2, ia mengenakan pakaian intelektual Jawa masa lalu: blankon, jas putih, baju putih, dasi, bawahan kain batik dan sepatu slop. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya