Catatan Dahlan Iskan: Trio Kalayang

Catatan Dahlan Iskan: Trio Kalayang - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Tapi agar sebuah sinode diakui pemerintah, harus mendapat rekomendasi tiga sinode yang sudah ada. "Saya sudah minta rekomendasi ke berbagai sinode. Tidak ada yang mau," ujar Nugroho.

Hal itu disampaikan ke Gus Dur. Jauh sebelum Gus Dur jadi presiden. "Tenang saja," kata Gus Dur seperti ditirukan Nugroho. "Kelak saya akan jadi presiden. Nanti saya yang mengizinkan," ujarnya. "Lho kok beneran jadi presiden," ujar Nugroho.

Sayang tidak banyak waktu hari itu. Saya harus ke Kaltim. Ke IKN lagi? Tidak. Ada forum Bank Indonesia di Balikpapan. Soal pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Solid State

Besoknya harus ke Yogyakarta. Bertemu sekitar 500 orang yang bergerak di bidang internal audit. Penyelenggaranya: Yayasan Pendidikan Audit Internal. Auditor senior ikut kumpul di situ. 

Malamnya balik lagi ke bandara Yogya. Mau ke Jambi. Saya tidak mau diantar ke bandara. Ke stasiun Tugu saja. Saya ingin merasakan naik kereta ke bandara: untuk kali pertama. Apakah betul hanya 40 menit. Saya ingin bandingkan pakai mobil: hampir dua jam. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Open House

Maka saya naik kereta terakhir: 19.17. Sepi. Hanya sekitar 20 orang penumpangnya. Itu pun ada yang turun di stasiun Wates. Lima orang. Tidak ada yang naik dari Wates untuk ke bandara.

Ada penerbangan ke Jambi malam hari? Tidak ada. Pesawat ke Jambinya keesokan harinya: pukul 7 pagi. Saya ingin merasakan bermalam di hotel yang ada di bandara: Cordia.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kebenaran Baru

Malam itu saya tidak mau ada acara tambahan di Yogya. Saya ingin konsentrasi membaca novel. Tebal. Kiriman John Mohn dari Kansas. Itu novel kedua yang ia tulis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya