3 Mitos tentang Kucing Peliharaan yang Harus Dilupakan

3 Mitos tentang Kucing Peliharaan yang Harus Dilupakan - GenPI.co
ilustrasi kucing peliharaan. foto: envato elements/bondarillia

GenPI.co - Persepsi yang salah tentang perilaku kucing peliharaan merugikan kucing dan pemeliharanya.

Meskipun kucing populer sebagai hewan peliharaan, banyak kesalahpahaman tentang perilaku kucing.

Pada tahun 2021, 45,3 juta rumah tangga AS dilaporkan memelihara satu atau lebih kucing peliharaan, dilansir Psychology Today.

BACA JUGA:  Gigitan Hewan Penular Rabies di Tanggamus Mencapai 45 Kasus

Harapan masyarakat terhadap kucing dan kemampuan menafsirkan perilaku mereka dipengaruhi oleh mitos-mitos. Apa saja?

Mitos 1: Kucing Tidak Bersosialisasi Satu Sama Lain

BACA JUGA:  4 Pasar Hewan di Purwakarta Ditutup untuk Cegah Antraks

Kucing rumahan tidak selalu anti-sosial. Sebaliknya, mereka bersifat sosial fakultatif, artinya perilaku sosial mereka fleksibel dan sangat dipengaruhi oleh genetika, perkembangan awal, dan pengalaman seumur hidup.

"Penting untuk dipahami bahwa kucing memiliki keinginan dan toleransi yang bervariasi terhadap interaksi sosial dengan kucing lain," kata Candace Croney, profesor di Universitas Purdue dan direktur Pusat Ilmu Kesejahteraan Hewan Purdue.

BACA JUGA:  Antisipasi Antraks, Tangerang Tutup Pengiriman Hewan Ternak Gunungkidul

Mitos 2: Kucing Membutuhkan Interaksi Sosial Minimal Dengan Manusia

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya