Catatan Dahlan Iskan: Antre Akhir

Catatan Dahlan Iskan: Antre Akhir - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Untung saya sudah mengikuti sidang kriminal di ruang sidang itu sehari sebelumnya. Saya sudah tahu di mana posisi-posisi terdakwa, hakim, jaksa, pengacara dan juri.

Pukul 09.15 vonis itu dijatuhkan: ruang sidang sudah penuh. Tidak ada yang bisa masuk lagi. Pun yang antre paling depan.

Tidak ada yang marah. Tidak ada yang protes. Lebih 100 orang yang antre di kanan bubar begitu saja.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Antre Maling

Tiga setengah jam antre untuk kembali. Hanya untuk menyumbang dua botol ke tempat sampah.

Meski 'selang tua' sebenarnya saya bisa menahan kencing 8 jam --kalau pagi minum sewajarnya. Tapi saya pilih sehat.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Antre Bonek

"Cari sarapan," kata saya pada Erick. Kami pun ke tempat di mana Erick parkir mobil. Rp 750.000. Saya ingat Uber tadi pagi: juga Rp 800.000. Total Rp 1,5 juta dicopet Trump.

Saya kangen Central Park. Kami pun bermobil ke sana. Sambil menunggu kios Halal Food pinggir jalan buka jam 11.00.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Untung Siska

Jalan-jalan di Central Park tidak ada duanya. Sumber inspirasi terbaik bagi para penulis novel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya